Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Sepanjang 2017, Google Berondong 700 Ribu Aplikasi Berbahaya
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Android merupakan salah satu sistem operasi yang berbasis open source. Hal ini membuat para pengembang aplikasi, baik yang memiliki niat baik maupun buruk dapat dengan mudah membuat dan memasang aplikasi mereka di Google Play Store. Melihat kenyataan ini, Google pun tak hanya diam. Mereka mengemban tugas untuk memburu dan memberondong aplikasi yang merugikan pengguna mereka. Setidaknya, mereka pun berhasil menghapus 700 ribu aplikasi berbahaya di Play Store. Perusahaan mesin pencari terbesar tersebut mengatakan bahwa jumlah ini meningkat drastis jika di bandingkan dengan tahun 2016. Peningkatannya pun hingga 70 persen. Sungguh luar biasa!

Baca Juga:

Google Kembangkan Portal Berita Berbasis Komunitas

“Kami tidak hanya menghapus aplikasi berbahaya, namun kini kami dapat mengidentifikasi dan melakukan tindakan lebih cepat. 99 persen aplikasi dengan konten berbahaya sudah dapat kami identifikasi dan cekal sebelum sampai ke pengguna,” ujar Product Manager Google Play Andrew Ahn, seperti dikutip dari laman TheVerge.com (01/02/2018). Lebih lanjut Ahn mengatakan bahwa semua ini bisa dilakukan setelah mereka berhasil mengembangkan model dan teknik machine learning terbaru yang telah dikembangkan langsung oleh Google. Ahn menjelaskan bahwa dari 700 ribu aplikasi yang berhasil dihapus ini didominasi oleh aplikasi peniru yang di desain sangat mirip dengan aplikasi aslinya. Setidaknya, sekitar 250 ribu aplikasi tipuan tersebut berhasil teridentifikasi sepanjang 2017.

Baca Juga:

CEO Google: Penemuan AI Lebih Penting daripada Api dan Listrik

Selain itu, mereka juga mengklaim telah menyimpan puluhan ribu aplikasi dengan konten yang tidak pantas, seperti pornografi, kekerasan ekstrem, kebencian, dan aktivitas ilegal di luar Play Store menggunakan machine learning mereka. Pihak Google menganggap, hal tersebut sebagai sumbangsih mereka untuk membuat internet yang lebih baik. Kemudian, Ahn juga menjelaskan bahwa mereka juga berhasil mendeteksi jutaan aplikasi berpotensi berbahaya (Potentially harmful applications; PHA) menggunakan machine learning yang sama. Biasanya, PHA bertindak sebagai trojan untuk software jahat, atau melakukan penipuan SMS dengan mengirimkan pesan teks tanpa sepengetahuan pengguna. "Meski berukuran kecil, PHAs merupakan ancaman bagi pengguna Android dan kami banyak berinvestasi dalam menjauhkan mereka dari Play Store," lanjutnya.

Baca Juga:

Saat Google Assistant Ditanya Soal Tuhan, Ini Jawabannya

Sebagai informasi, pada pertengahan 2017 lalu, Google baru saja menanamkan machine learning mereka untuk melakukan pemindaian dan deteksi malware yang bernama Play Protect. Machine learning ini akan melakukan pemindaian otomatis terhadap aplikasi yang masuk ke Play Store. Sayangnya, sistem keamanan ini kadang-kadang masih dapat ‘di kadali’ para pengembang aplikasi. Contohnya pada awal bulan Januari lalu, mereka kedapatan menghapus 60 game yang ditujukan untuk anak-anak dari Play Store yang berisi iklan porno. Kedepannya, Google berjanji untuk terus melakukan perbaikan terhadap sistem machine learning milik mereka. Mereka berharap, dengan upaya ini akan membuat ekosistem Android menjadi lebih baik lagi.

SHARE:

Mengenal Lebih Dekat Skema TKDN Software untuk Ponsel

Sederet Fitur Google Gemini Live yang Kini Hadir di iPhone