Technologue.id, Jakarta – Sebagai media sosial dengan 313 juta pengguna aktif per bulannya, Twitter memang biasa gaduh. Akan tetapi kalau terjadi kegaduhan di depan markas mereka di San Francisco, hal itu tidaklah biasa. Menurut BusinessInsider (27/01/17), pada Kamis malam waktu setempat. Ada sekitar 20 orang yang mendemo Twitter. Mereka menuntut agar Twitter 'menindak' Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Alasannya sepele. Para pengunjuk rasa menilai Trump telah melanggar aturan dalam menggunakan media sosial milik Jack Dorsey itu dengan menebar hate speech. Mereka pun menagih janji Twitter yang sempat mengatakan siap menindak tegas pria yang kini mengendalikan akun @realDonaldTrump dan @POTUS itu jika terbukti melakukan pelanggaran. [caption id="attachment_12687" align="alignnone" width="640"] Demo di depan kantor Twitter (source: BusinessInsider)[/caption] Para pendemo lantas menyamakan penerus Barrack Obama itu dengan Adolf Hitler karena fasisme yang ia tunjukkan. Mereka pun meneriakkan, "Kami butuh pemimpin, bukan pengguna Twitter yang menakutkan." Tagar #NoTwitterForTrump bahkan diproyeksikan ke beton kantor Twitter. Di Indonesia, Twitter termasuk tegas dalam menegakkan aturan yang berguna untuk memunculkan rasa aman dan nyaman mayoritas penggunanya. Buktinya terlihat dari diblokirnya akun pribadi pentolan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq, beserta dua akun resmi FPI. Saat dikonfirmasi oleh redaksi terkait alasan pemblokiran tiga akun tersebut, Twitter menjelaskan dengan tegas bahwa langkah mereka berorientasi pada kebaikan penggunanya. Prediksi Anda, apakah Twitter akan menangguhkan akun Donald Trump seperti yang sudah dilakukan pada Habib Rizieq? Baca juga: Akun Habib Rizieq Diblokir, Twitter: Ini Untuk Menciptakan Rasa Aman Habib Rizieq Mau Ambil Alih Twitter, Memang Bisa? Jantung Twitter Kini Milik Google
Contact Information
Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260
We're Available 24/ 7. Call Now.
SHARE:
SHARE: