Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Zipline Galang Dana $25 Juta untuk Antar Pasokan Medis dengan Drone
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Zipline International Inc. telah menghimpun dana $25 juta dalam pendanaan Seri B. Dana ini akan digunakan untuk memperluas misi kemanusiannya dalam bisnis pengantaran dengan drone di Rwanda, Amerika Serikat dan lokasi lain yang jauh. Start up tersebut membuat drone dan menjalankan layanan pengantaran, mengedrop pasokan medis yang sangat penting ke klinik dan rumah sakit di daerah yang tak terjangkau melalui jalan darat. Baru-baru ini TechCrunch mengunjungi kantor pusat Zipline di Half Moon Bay, California untuk melihat kondisi perusahaan dan peralatan mereka yang berupa drone, peluncur, dan perlengkapan pendaratan yang unik. Pendanaan Seri B pada Zipline tersebut dipimpin oleh Visionnaire Ventures, kemudian Sequoia Capital, Andreessen Horowitz, Subtraction Capital dan Jerry Yang. Hal ini diungkapkan oleh CEO dan coufounder Keller Rinaudo. Hingga saat ini pendanan telah memberikan modal total perusahaan sebesar $43 juta. Rinaudo mengatakan, “Kita memiliki pengantaran makan malam instan dari perusahaan seperti Doordash, atau belanjaan dari Instacart. Maka kami pun merasa kami dapat melakukan hal yang sama untuk produk medis.” Baru-baru ini Zipline mulai melakukan program nasional untuk mengantarkan darah berdasarkan permintaan di Rwanda ke klinik dan sudah melayani 6 juta orang di sana. Pemerintah Rwanda akan memperluas layanan Zipline untuk menjangkau seluruh pelosok negri yang terdiri dari 11 juta penduduk dalam beberapa bulan mendatang. Zipline mulai mengirim produk medis lainnya ke sana dengan segera, yang mencakup anti racun, vaksin, dan penanganan rabies (secara teknis dikenal sebagai pencegahan penyakit pasca terkena paparan rabies). Pendanaan tersebut akan digunakan untuk merekrut, pengembangan teknologi dan menyiapkan sistem pengantaran udara Zipline di market yang baru seperti ke Indonesia, Vietnam dan Amerika Serikat, ungkap Rinaudo. Pada pengantaran di Amerika Serikat, hal ini hanya bisa dimulai dengan persetujuan regulasi yang layak atau pengecualian. Sebenarnya ada banyak pembuat drone pengantaran lain seperti Flirtey dan Matterport yang menjadi pesaing Zipline. Para pesaingnya tersebut telah mendemonstrasikan kemampuan untuk mengantar barang seperti makanan atau pasokan konstruksi dan juga obat-obatan dan pasokan medis lainnya dengan drone mereka. Namun demikian, Zipline berencana untuk tetap fokus pada pengantaran pasokan medis saja. Di Amerika Serikat, hal ini berarti mengantarkan darah atau vaksin ke daerah pedesaan yang belum memiliki akses ke pasokan tersebut. Tetapi bisa juga melakukan pengantaran EpiPen berdasarkan permintaan ke rumah pinggiran kota ketika anak mengalami kondisi mendadak yang mengancam jiwa akibat reaksi alergi. Mudah-mudahan Zipline segera melebarkan sayapnya ke Indonesia ya. Karena di negara kepulauan kita ini masih banyak daerah pelosok yang infrastrukturnya masih minim untuk memudahkan pengantaran obat-obatan. Baca juga: HALODOC VS KONSULA, UJI BANDING DUA APLIKASI BEROBAT ALODOKTER, SITUS PEMBERI INFO KESEHATAN, DAPAT SUNTIKAN SERIES A AMANKAN KESEHATAN PEMUDIK, INDOSAT OOREDOO KERAHKAN MOBIL KLINIK  

SHARE:

Sederet Inovasi yang Dikembangkan Nvidia, GPU hingga Ray Tracing

Usia Satu Tahun, Bank Saqu Umbar Jumlah Nasabah Solopreneur