Technologue.id, Jakarta - Awal tahun 2024, KoBold Metals menemukan salah satu endapan tembaga bermutu tinggi terbesar sepanjang masa, dengan potensi untuk menghasilkan ratusan ribu metrik ton per tahun.
Setelah delapan bulan kemudian, KoBold hampir mengumpulkan lebih dari setengah miliar dolar. Pendanaan tersebut akan membantu perusahaan mengembangkan sumber daya tembaga yang sangat besar sambil melanjutkan proyek eksplorasi lainnya, yang jumlahnya mencapai puluhan.
Baca Juga:
Kemenperin Rebranding Program Pengembangan Startup
Menurut pengajuan SEC, startup yang fokus di penemuan mineral tersebut telah mengumpulkan US$491 juta dari target putaran US$527 juta. Putaran sebelumnya sebesar US$195 juta menilai perusahaan tersebut sebesar US$1 miliar setelah pencairan, menurut PitchBook. Perusahaan rintisan tersebut dilaporkan menargetkan valuasi US$2 miliar untuk putaran saat ini.
KoBold menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menyaring sejumlah besar data dalam upaya menemukan endapan mineral yang dapat membantu mendorong transisi energi. Selain tembaga, perusahaan tersebut mencari litium, nikel, dan kobalt.
Aturan praktisnya adalah bahwa untuk setiap 1.000 upaya menemukan endapan, hanya sekitar tiga yang cenderung berhasil. KoBold bertaruh bahwa AI akan mampu mengurai data dan menemukan tren yang akan menghasilkan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
Baca Juga:
Akhir Tahun, OpenAI Startup Fund Kantongi Dana Terbesarnya
Dengan endapan tembaga yang sangat besar di Zambia, Kobold tampaknya telah memiliki sekitar 60 proyek eksplorasi lainnya yang sedang berlangsung. Dalam pergeseran strategis, KoBold telah mengatakan bahwa pihaknya bermaksud untuk mengembangkan sumber daya Zambia itu sendiri, sebuah usaha yang dilaporkan akan menelan biaya sekitar US$2,3 miliar.