Technologue.id, Jakarta – Sekelompok orang seakan memandang teknologi layaknya momok. Memang benar bahwa hadirnya teknologi seperti artificial intelligence (AI) berpotensi membawa hal buruk, tapi sebenarnya tak seburuk itu kok dampaknya. Misalnya, riset dari Deloitte tentang teknologi otomasi di Britania Raya memprediksi bahwa akan ada 800 ribu orang kehilangan pekerjaannya gara-gara AI 10 sampai 20 tahun mendatang. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini adalah yang bekerja di sektor non-formal dan gajinya tergolong rendah.
Baca juga:
Google Mau Beli Perusahaan Smartphone Ini
Namun jangan salah, justru dengan adanya AI, 3,5 juta orang bakal punya pekerjaan baru berkat diadopsi secara luasnya teknologi otomasi. Tak cuma itu hal mengejutkannya, soalnya 3,5 juta orang tersebut bakal punya gaji tinggi lebih tinggi sekitar Rp173 juta dalam setahun per orangnya.Baca juga:
Begini Spesifikasi Resmi Vivo V7 Plus, Biasa Saja Atau Malah Tak Menarik?
Mengutip VentureBeat (07/09/17), prediksi cerah terkait masa depan umat manusia ketika teknologi otomasi ini menandakan bahwasannya teknologi tak melulu mengganggu kehidupan kita, walau mungkin mengubah bagaimana kita bekerja ke depannya. Perubahan kerja itu sendiri pun diperkirakan bakal menguntungkan perusahaan, misalnya meningkatkan kreativitas dan produktivitas pegawai.Baca juga:
Ya, kreativitas sendiri digadang-gadang menjadi faktor pembeda pekerja manusia dengan AI dan ini berlaku tak hanya untuk di bidang-bidang industri kreatif. Sementara produktivitas di tempat kerja bisa ditunjang dengan tool yang terdiri dari robotik dan otomasi.