Technologue.id, Jakarta - Apple meluncurkan iPhone 15 beberapa waktu lalu. Ponsel ini menjadi buah bibir para penggemar gadget terkini di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Di Tanah Air, antusiasme iPhone 15 tercermin dari banyaknya orang yang melakukan pre-order handset Apple terbaru tersebut. iPhone generasi terbaru ini dijual langsung melalui distributor resmi Digimap pada 27 Oktober 2023.
Baca Juga:
Fanboy Apple "Jemput" Seri iPhone 15 di Digimap Tengah Malam
Di China, kondisi ini tampaknya berbeda. Dikutip Businessinsider, warga China menunjukkan bahwa ponsel pintar terbesar di dunia tersebut tidak cukup memikat hati para warga lokal.
Berdasarkan riset, penjualan iPhone 15 di Tiongkok pada bulan peluncurannya 6% lebih rendah dibandingkan iPhone 14 pada periode yang sama tahun lalu, Bloomberg melaporkan pada hari Senin, mengutip data dari peneliti pasar GfK.
Meskipun mengalami penurunan, pengguna media sosial di Tiongkok mengeluarkan opini mereka tentang iPhone 15. Beberapa orang mengkritik harga ponsel pintar yang mahal dan kurangnya fitur-fitur baru dibandingkan dengan produk pesaing, yang lain mengadunya dengan pesaing lokal – seperti ponsel pintar andalan baru Huawei, Mate 60 Pro, yang diluncurkan beberapa minggu sebelum iPhone 15.
"Bukan karena huawei lebih unggul, namun Apple lebih rendah. Jika itu Anda, apakah Anda akan mengupgrade ke iPhone 15 hanya untuk mendapatkan pengisian daya USB C?", menurut salah satu postingan di weibo.
Orang lain menulis, "Selain perangkat lunak Apple, semuanya lebih buruk. Harganya jauh lebih tinggi. Kini, Huawei, Xiaomi, dan Oppo sama bagusnya, bahkan lebih baik dari Apple."
Baca Juga:
Wajah Sumringah Pemilik iPhone 15 Pertama di Indonesia, Meski Sudah Antri Seharian
"Bahkan Xiaomi Redmi K20 Pro saya yang berusia 5 tahun masih berfungsi dengan baik. Tidak hang dan ketika saya keluar, saya tidak perlu membawa baterai portabel. Apa yang Anda lakukan dengan ponsel Apple Anda?" tambah orang itu.
Meskipun beberapa orang mengagumi desain minimalis sistem operasi iOS Apple, mereka juga mengkritik perusahaan karena hanya melakukan perubahan bertahap pada model-model baru.