Technologue.id, Jakarta - Terus berkomitmen demi menciptakan layanan akomodasi yang memberikan dampak positif bagi sosial dan lingkungan, kali ini Bobobox hadirkan inovasi terbaru fitur Carbon Offset Toggle.
Berkolaborasi dengan perusahaan teknologi iklim lokal yakni Fairatmos, Bobobox ingin membuat masyarakat terutama pengguna akomodasinya semakin menyadari pentingnya membangun lingkungan berkelanjutan. Salah satunya dengan menyeimbangkan jejak karbon atau zero karbon.
Baca Juga:
Dijual Rp6 Jutaan, Ketahui Daya Tarik Asus Vivobook Go 14 (E1404F)
"Kami ingin menginspirasi konsumen untuk memulai dari langkah sederhana, tapi berdampak signifikan pada lingkungan. Salah satunya inisiatif carbon offset Bobobox, agar kami tihak hanya memberikan pengalaman yang tidak terlupakan tapi juga bermakna bagi semua pihak," ujar Co-Founder & President Bobobox, Antonius Bong.
Fairatmos mencatat setiap pengguna yang menginap di Bobobox rata-rata mengeluarkan emisi Co2 sebanyak 6,6kg tCO2 untuk jenis akomodasi Bobopod dan 8,2kg tCO2 untuk akomodasi Bobocabin. Jejak karbon yang dikeluarkan tersebur umumnya bisa diserap oleh 54-68 pohon mahoni.
Selain itu, Fairatmos dan Bobobox juga berfokus pada dua aspek dalam memilih proyek di Indonesia yaitu penyerapan karbon dan daya tahan jangka panjang.
Baca Juga:
Asus Luncurkan Vivobook S 16 Flip OLED, Harganya?
Langkah-langkah yang diambil termasuk pengukuran emisi pada setiap kabin dan pods, diikuti dengan penawaran offset karbon.
Dengan fitur Toggle Carbon Offset, pengguna Bobobox bisa berpartisipasi dalam gerakan pengurangan karbon ketika menginap di produk akomodasi Bobopod dan Bobocabin dengan cara mendukung Katingan Mentaya Project yang terletak di Kalimantan Tengah, dan offset karbon SPE-GRK Proyek Lahendong Pertamina NRE yang terletak di Sulawesi Utara.