Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
ChatGPT Sediakan Fitur Voice untuk Apple Vision Pro
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - OpenAI resmi meluncurkan aplikasi ChatGPT untuk headset Apple Vision Pro yang baru dirilis pekan lalu. Dalam postingan di X, OpenAI mengumumkan ketersediaan layanan obrolan dalam dunia 3D.

"Obrolan kini memasuki dunia 3D. Anda bisa menemukannya di visionOS App Store," tulis OpenAI di platform yang dahulu bernama Twitter itu. Seperti ChatGPT versi aplikasi seluler dan desktop, versi visionOS memiliki ChatGPT Voice, yang memungkinkan pengguna memberikan perintah dengan suara mereka alih-alih mengetik perintah teks.

Oleh karena pengalaman Vision Pro dibangun berdasarkan perintah suara dan gerakan, kemungkinan besar ini adalah cara sebagian besar pengguna berinteraksi dengan ChatGPT. Seperti diketahui, ChatGPT merupakan layanan chatbot berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI), di mana pengguna bisa mengetikan sesuatu untuk mendapatkan respons secara cepat.

Baca Juga:
Resmi Dijual, Apple Vision Pro Banyak Dipuji dan Dikritik di AS

Pekan lalu, Apple meluncurkan Vision Pro. Keberhasilan perangkat ini masih akan dilihat apakah akan diadopsi secara luas, terutama mengingat harga perangkat mencapai USD3.500 atau sekitar Rp55 jutaan.

Apa yang menjadi pertimbangan pengguna mungkin salah satunya ialah ketersediaan beragam aplikasi pendukung di dalamnya. Pihak Apple pernah mengungkap, Vision Pro akan didukung 600 lebih aplikasi. Sejumlah aplikasi yang dapat dijalankan di headset ini antara lain, PGA TOUR Vision, NBA, Apple TV, Disney+, Max, beberapa aplikasi video konferensi seperti Webex, Zoom dan Microsoft Teams serta aplikasi lainnya.

Kendati demikian, beberapa penyedia layanan belum atau tidak sama sekali menghadirkan aplikasi mereka ke Vision Pro seperti Netflix, YouTube, dan Spotify. Ini merupakan cerminan dari "keraguan para pengembang untuk melakukan yang terbaik, menggunakan waktu dan sumber daya untuk mengembangkan aplikasi untuk produk yang belum terbukti dengan harga yang menempatkan headset di luar jangkauan sebagian besar konsumen," seperti dijelaskan oleh Matt Binder dari Mashable.

SHARE:

Peugeot 'Angkat Kaki' dari Indonesia, Layanan Aftersales Tetap Berjalan

Sam Altman: Masa Depan AI Tak Butuh Device Baru