Technologue.id, Jakarta - Dalam seminggu terakhir, Google menemukan lebih dari 18 juta malware dan email phishing setiap harinya. Serangan siber tersebut menggunakan isu virus Corona sebagai umpan.
Dilansir dari The Verge pada Senin (20/4/2020), para pelaku berpura-pura sebagai pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menggalang dana. Mereka juga menawarkan informasi tentang bantuan pemerintah kemudian menyusupkan malware.
Baca Juga:
Pandemi Corona, Serangan Siber Meningkat
Google sendiri mengklaim telah memberikan perlindungan kepada para penggunanya dengan teknologi kecerdasan buatan untuk menyaring ancaman tersebut. Sebanyak 99,9 persen spam, phishing, dan malware sudah ditangkal.
Raksasa teknologi itu juga mengaku bekerja sama dengan WHO mengimplementasikan otentikasi pesan berbasis domain, pelaporan, dan kesesuaian. Dengan begitu para penyusup dan penipu akan kesulitan untuk masuk dan menyamar sebagai domain WHO.
Baca Juga:
Era Digital, Serangan Siber Tidak Pandang Bulu
Google mengingatkan penggunanya agar terus berhati-hati demi menghindari resiko serangan. Jangan mengklik tautan mencurigakan dan gunakanlah tinjauan dokumen bawaan Gmail demi menghindari pengunduhan otomatis.
Peristiwa besar yang menjadi sorotan dunia seperti pandemi virus Corona memang menjadi kesempatan bagi para penjahat siber. Mereka memanfaatkan rasa ingin tahu masyarakat untuk melancarkan aksinya.