Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Google Ungkap Laporan e-Conomy SEA 2023, Soroti Indonesia Jadi Pemimpin di Sektor Pembayaran Digital Asia Tenggara
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Laporan e-Conomy SEA terbaru yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company mengungkap bahwa Indonesia siap menjadi ekonomi digital Asia Tenggara pertama yang mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sekitar USD110 miliar pada 2025.

Selama beberapa tahun terakhir, ekonomi digital Indonesia bertumbuh stabil dan diperkirakan akan mencapai GMV USD82 miliar pada 2023, atau tumbuh 8% year-on-year.

Baca Juga:
NASA Prediksi Puncak Fenomena Hujan Meteor Leonid pada 17 November

Bisnis digital di Indonesia mengalihkan fokus ke monetisasi demi mewujudkan profitabilitas. Tidak lagi hanya akuisisi pengguna baru, mereka kini juga mulai lebih mengoptimalkan engagement dengan pelanggan lama.

Ekonomi digital Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh sejalan dengan rata-rata regional, dan bahkan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara.

E-commerce terus menggerakkan ekonomi digital Indonesia. Penetrasi e-commerce diperkirakan akan bertumbuh, sementara pembelanjaan konsumen juga akan meningkat bersama dengan pertumbuhan ekonomi secara umum. GMV sektor ini diproyeksikan tumbuh 15%, dari USD62 miliar pada 2023 menjadi USD82 miliar pada 2025.

Travel mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 68% pada 2023, sehingga mencapai GMV USD6 miliar. Faktor utamanya adalah pencabutan pembatasan mobilitas terkait pandemi, yang mendorong peningkatan permintaan domestik dan perjalanan bisnis.

Transportasi dan pengiriman makanan diproyeksikan mengalami penurunan GMV menjadi USD7 miliar pada akhir tahun. Namun, sektor ini akan kembali tumbuh dengan CAGR 13% hingga mencapai GMV USD9 miliar pada 2025.

Demi menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas, para pemain telah mengurangi promosi dan insentif yang mereka sediakan, sehingga konsumen yang sensitif harga memilih pindah ke alternatif lain. Untungnya, keberadaan pelanggan yang loyal dapat menggantikan sebagian pendapatan yang hilang ini, dan mereka pun terus menjadi segmen yang penting untuk dipertahankan.

Media online mengalami pertumbuhan sedang dengan GMV USD7 miliar dan CAGR 5%. Pada tahun 2030, GMV sektor ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi ~$15 miliar.

“Di tengah ketidakpastian makroekonomi, masyarakat Indonesia menunjukkan ketahanan luar biasa dari tahun ke tahun. Penggunaan platform digital pun telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita sehari-hari," jelas Randy Jusuf, Managing Director, Google Indonesia.

Ia mengatakan, seiring dengan mengecilnya kesenjangan partisipasi digital, terutama di luar area metropolitan, penduduk Indonesia yang menjadi pengguna aktif produk dan layanan digital akan bertambah banyak.

"Keadaan ini akan memicu pertumbuhan lebih lanjut dalam dekade digital ini, yang memungkinkan kita untuk mencapai GMV USD110 miliar yang diperkirakan tercapai pada tahun 2025,” tambahnya.

Indonesia diperkirakan menjadi pasar pembayaran digital terbesar di Asia Tenggara dengan proyeksi Gross Transaction Value (GTV) USD760 miliar pada tahun 2030. Pembayaran digital telah mengalami pertumbuhan stabil sebesar 10%, menjadi USD313 miliar per tahun 2023.

Pinjaman digital diyakini akan terus tumbuh dengan nilai sebesar USD15 miliar pada 2025, lebih dari dua kali lipat proyeksi nilai tahun 2023 yang USD6 miliar.

Dengan semakin ketatnya persaingan di antara pemain layanan keuangan digital (Digital Financial Service, DFS), bisnis pure-play fintech telah memperluas layanan pinjaman mereka ke segmen yang selama ini lebih mengandalkan jasa keuangan non-bank. Sementara itu, dengan sigap, bank tradisional pun mulai mengalihkan basis pelanggan utama mereka ke layanan digital.

Baca Juga:
Perusahaan AI Milik Elon Musk Rilis Chatbot AI

“Sungguh luar biasa bahwa ekonomi digital Asia Tenggara terus mencatatkan pertumbuhan dua digit, sementara Indonesia diperkirakan mencapai GMV USD110 miliar pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi digital Asia Tenggara memang tangguh, dan bahwa para pemain kuncinya telah melangkah menuju unit economics yang lebih sehat dan model bisnis yang berkelanjutan," jelas Aadarsh ​​​​Baijal, Partner and Head of Vector in Southeast Asia, Bain & Company.

Ia mengungkapkan, ekonomi digital Indonesia tetap menjadi yang terbesar dan paling beragam di Asia Tenggara. Selain pasar pembayaran digital yang terus berkembang, pihaknya percaya bahwa perilaku offline-to-online yang ada akan semakin menggenjot sektor layanan keuangan digital dan mendorong pertumbuhan yang signifikan di sektor pinjaman dan kekayaan.

SHARE:

Microsoft Dukung Keahlian AI untuk 2,5 Juta Orang di Asia Tenggara

Ramaikan Pameran Kendaraan Listrik PEVS 2024, Chery Pamerkan Mobil Listrik Andalannya