Technologue.id, Jakarta - Ilmuwan terinspirasi dari cara tumbuhan dan bakteri mengubah cahaya menjadi energi kimia melalui fotosintesis. Cara ini dianggap ideal dan lebih efisien untuk menghasilkan energi guna mendukung misi luar angkasa berikutnya.
Ilmuwan memiliki ide untuk memanfaatkan jenis bakteri fotosintetik tertentu untuk "memperkuat" energi dari sinar matahari. Setelah menangkap cahaya matahari, peneliti mengubahnya menjadi sinar laser yang dapat mentransmisikan energi melintasi ruang angkasa.
Para ilmuwan berharap dengan menggunakan bahan organik ketimbang komponen buatan yang "mudah rusak", laser dapat tumbuh kembali secara efektif di ruang angkasa, yang berarti laser dapat tetap beroperasi tanpa harus mengirim komponen baru dari Bumi, dikutip dari Independent.
Baca Juga:
Wamen Dikti Saintek Stella Christie Ungkap 3 Poin Penting di Era AI
Tidak seperti panel surya semikonduktor konvensional, yang mengubah sinar matahari menjadi listrik, proses ini tidak akan bergantung pada komponen elektronik apa pun.
Proyek tersebut disebut APACE, di mana peneliti berupaya mengembangkan teknologi ini dalam kondisi laboratorium, sebelum menguji dan menyempurnakan kesesuaiannya untuk digunakan di ruang angkasa.
Jika berhasil, para peneliti mengatakan hal itu dapat digunakan oleh badan antariksa global untuk mendukung eksplorasi ruang angkasa – termasuk pangkalan bulan atau misi ke Mars – serta menyediakan cara baru untuk mentransmisikan energi nirkabel yang bersih di Bumi.