Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
5 Skema Phishing Yang Mengintai Selama Olimpiade 2020
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Euforia Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020 turut dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber untuk meluncurkan berbagai skema penipuan online.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana scammers mencoba memonetisasi perhatian audiens, pakar Kaspersky menganalisis situs web phishing terkait Olimpiade yang dirancang untuk mencuri kredensial pengguna.

"Para pelaku kejahatan siber akan selalu memanfaatkan perhelatan olahraga populer sebagai kedok untuk serangan mereka. Tahun ini, Olimpiade diadakan tanpa penonton - oleh karena itu, kami tidak mengharapkan terjadinya serangan siber dalam jumlah signifikan," ujar Olga Svistiunova, pakar keamanan di Kaspersky.

Sebagai hasil, peneliti Kaspersky menemukan berbagai skema mulai dari halaman palsu yang menawarkan streaming berbagai acara Olimpiade, penjualan tiket palsu, hadiah penipuan, dan bahkan pertama kalinya, mata uang virtual (token) olimpiade palsu.

Baca Juga:
Samsung Rilis Galaxy S21 5G Edisi Olimpiade Tokyo

Live Streams

Tidak mengherankan, dengan semakin banyaknya penonton yang berpindah dari stadion ke online, para ahli Kaspersky menemukan berbagai halaman phishing yang menawarkan streaming Olimpiade. Beberapa dari mereka meminta orang untuk mendaftar sebelum menonton.

Biasanya di halaman phishing seperti itu, setelah pengguna memasukkan kredensial, mereka mungkin diarahkan ke halaman yang mendistribusikan file berbahaya yang berbeda.

Selain menginstal malware di perangkat mereka melalui file semacam itu, para pengguna juga diminta mengirimkan informasi identitas pribadi ke tangan yang tidak dapat dipercaya.

Setelah itu, scammers mulai dapat menggunakan data tersebut untuk tujuan berbahaya atau menjualnya di Dark Web.

Tiket Palsu

Meskipun tidak ada acara yang diadakan dengan penonton secara langsung tahun ini, para penipu online tetap tidak berhenti untuk mencoba peruntungannya (namun, entah bagaimana skema tersebut masih efektif), seperti menjual tiket acara offline. Pakar Kaspersky juga menemukan halaman yang menawarkan pengembalian uang untuk tiket yang sudah dibeli.

Entitas Terkait Olimpiade

Menganalisis halaman yang ditemukan, pakar Kaspersky juga menemukan contoh halaman phishing yang disamarkan sebagai halaman resmi untuk Olimpiade Tokyo 2020 dan halaman yang meniru Komite Olimpiade Internasional. Yang terakhir, misalnya, mengumpulkan kredensial layanan MS pengguna.

Baca Juga:
Google Doodle Olimpiade Tokyo Berupa Game 16-bit, Bisa Dimainkan

Hadiah 

Tidak ada perhelatan publik besar tanpa scammers yang memberi iming-iming hadiah palsu terkait acara. Para ahli Kaspersky juga menemukan halaman phishing yang menawarkan untuk memenangkan Televisi, yang nampaknya menjadi kejutan yang ideal untuk menonton Olimpiade.

Ini cukup populer dan skema umumnya, para pengguna yang menjadi pemenang beruntung hanya perlu membayar biaya pengiriman. Tentu saja, hadiah TV tersebut tidak akan pernah sampai ke pengguna yang tertipu.

Token Pertandingan Olimpiade

Terakhir, dan yang paling penting, peneliti Kaspersky menemukan mata uang virtual pertama, yang merupakan dana dukungan untuk atlet Olimpiade. Tentunya, ini adalah palsu.

Scammers mengungkap bahwa ini merupakan upaya dalam mendukung olahragawan berbakat secara finansial di seluruh dunia yang membutuhkan, maka pengguna dapat berpartisipasi dengan cara melakukan pembelian token.

"Kami mengamati bahwa scammers tidak memiliki batasan dalam hal menciptakan cara baru untuk mengambil keuntungan. Misalnya, tahun ini saja, kami menemukan skema menarik seperti halaman phishing yang menjual Token Resmi Olimpiade. Tidak ada yang setara dengan hal seperti itu, artinya para pelaku kejahatan siber tidak hanya memalsukan umpan yang sudah ada tetapi juga menciptakan ide-ide baru mereka yang diluar dugaan”, ungkap Svistiunova.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun