Technologue.id, Jakarta - Bank DBS bersama Dicoding Indonesia telah membuka pendaftaran program Coding Camp 2025, sebuah pelatihan coding untuk meningkatkan kompetensi masyarakat Indonesia di bidang teknologi informasi. Program yang diinisiasi oleh DBS Foundation itu bertujuan membentuk lulusan terampil yang siap berkarier di perusahaan teknologi dan startup.
Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia mengatakan bahwa Coding Camp adalah inisiatif DBS Foundation yang bertujuan untuk memperluas akses pada literasi digital bagi peserta didik di seluruh Indonesia.
"Melalui program ini, kami berharap dapat memberdayakan generasi muda dengan keterampilan digital yang relevan dan siap pakai. Ini adalah langkah penting untuk mencetak talenta masa depan yang siap bersaing di era teknologi (future-ready) dan akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya," ujarnya dalam konferensi pers Coding Camp powered by DBS Foundation, Kamis (7/11/2024).
Baca Juga:
Kolaborasi Indodana dan DBS Indonesia Salurkan Layanan Kredit
Di tahun 2025-2026, program ini akan memberikan pelatihan teknologi terstruktur bagi 6.000 calon talenta digital unggulan di Indonesia yang dapat berkontribusi bagi ekosistem lokal atau menjadi inovator global. Coding Camp powered by DBS Foundation membidik peserta didik perguruan tinggi dan pelajar sekolah menengah, termasuk mahasiswa program diploma D3 dan D4 dan pembelajar SMK sebagai peserta prioritas.
Selain itu, target utama berikutnya dari program ini adalah teman-teman difabel, perempuan, pendidik, dan warga berpenghasilan rendah -kelompok yang sangat didukung untuk mendaftar dan maju dalam kesetaraan di dunia IT.
Pada program ini, peserta terpilih akan mendapatkan pelatihan teknologi terstruktur selama lebih dari 900 jam atau sepanjang 1 semester yang dimulai di awal tahun 2025.
Tidak hanya mendapat tech skills, pengalaman peserta akan semakin lengkap dengan belajar di kelas soft skills (topik: komunikasi dan berjejaring, personal branding, persiapan wawancara kerja, dan lain-lain), bahasa Inggris (topik: percakapan dan presentasi bisnis), serta literasi keuangan (topik: keuangan pribadi, investasi, dan manajemen kekayaan).
Para peserta dapat memilih salah satu dari dua alur belajar berikut, yakni Front-End/Back-End atau Machine Learning -keduanya masuk dalam daftar 10 pekerjaan paling dicari menurut Linkedin.
Baca Juga:
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Fintech Bantu Percepatan Digitalisasi UMKM
Di alur belajar front-end dan back end, peserta akan mempelajari pemrograman web baik dari sisi front-end maupun back-end dengan peluang kerja menjadi Front-End Developer, Back-End Developer, hingga Fullstack Developer. Sementara itu di alur belajar machine learning, peserta akan mendalami topik mengenai data, machine learning, deep learning hingga generative AI (Artificial Intelligence) yang akan membuka kesempatan karier mereka menjadi AI/Machine Learning Engineer.
"Kini penguasaan teknologi informasi sangat diperlukan oleh mahasiswa dari berbagai bidang studi. Kami yakin bahwa Coding Camp ini akan mampu menghasilkan lulusan-lulusan vokasi yang lebih unggul, berdaya saing tinggi, dan memiliki keterampilan yang berguna untuk masa depan," kata Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T., Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi.
Berkaca ke belakang, selama hampir dua tahun berjalan, Coding Camp powered by DBS Foundation telah memberikan pembelajaran teknologi yang inklusif. Program ini telah merangkul 26.000 perempuan, 946 penyandang disabilitas, dan lebih dari 22.000 peserta dari keluarga pra-sejahtera.
Sejak awal diselenggarakannya program ini, sebanyak lebih dari 114.000 peserta telah menerima pelatihan; 56 persen merupakan mahasiswa pendidikan tinggi dan pelajar pendidikan menengah. Turut serta di antaranya, 17.000 peserta dari studi diploma dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merepresentasikan jenjang pendidikan vokasi.