Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Besok Sidang Isbat, Begini Penampakan dan Cara Melihat Hilal
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Hilal menjadi kata yang paling banyak dibicarakan saat akan memasuki bulan Ramadhan dan Syawal dalam kalender Hijriah. Pertanyaannya apa itu hilal dan bagaimana cara melihatnya?

Melansir laman LAPAN, disebutkan hilal adalah fase Bulan sabit setelah Bulan baru. Saat Bulan baru (ijtimak), bulan sama sekali tidak terlihat sepanjang malam.

Peneliti LAPAN menyebutkan, hilal hanya akan tampak setelah Matahari terbenam alias di waktu magrib. Hal ini terjadi karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya matahari serta ukurannya yang sangat tipis.

Baca juga:
BMKG Beri Sinyal Umat Islam Indonesia Tahun Ini akan Lebaran Bareng

Hilal sendiri merupakan salah satu bagian dari lima fase Bulan. Fase pertama, yakni fase Bulan baru atau ijtimak adalah kondisi bulan tidak terlihat di sepanjang malam.

Fase kedua, Bulan terlihat sabit setelah Bulan baru atau ada juga yang menyebutnya sebagai hilal.

Fase ketiga, yakni Bulan separuh kuartil pertama yang menghadap ke barat setelah waktu magrib. Kemudian berubah ke fase baru yang keempat yaitu bulan besar. Menjelang akhir bulan, tampak Bulan sabit tipis yang disebut sebagai Bulan tua atau Bulan tersembunyi karena hanya tampak sedikit dari seluruh bagian Bulan, ini fase kelima.

Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hilal adalah penampakan sabit Bulan yang paling awal terlihat dari Bumi sesudah Konjungsi/Ijtima’ dan Matahari terbenam. Konjungsi adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan dan Matahari sama, dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi.

Baca juga:
Link Live Streaming Sidang Isbat Idul Fitri 1443 H

Sedangkan terbenamnya Matahari adalah peristiwa ketika bagian atas piringan Matahari atau Bulan tepat di Horizon-teramati.

Usia hilal yang biasa diamati para astronom masih kurang dari 12 jam dan ketinggiannya masih di bawah 6 derajat dari cakrawala. Dengan ketinggian seperti itu, hilal akan terbenam kurang lebih sekitar 24 menit setelah Matahari terbenam.

Ya, mencari dan melihat hilal tidaklah mudah. Bentuk hilal yang tipis, serta kesempatan atau rentang waktu yang sangat sempit membuatnya hanya bisa dilihat oleh ahlinya.

Nah untuk mempermudah mencari dan melihat hilal, biasanya menggunakan alat bantu seperti teleskop dan kamera CCD yang sangat sensitif. Dengan pengaturan yang benar, kita dapat melihat hilal yang sangat tipis dan rendah. Dengan kecanggihan teknologi yang ada, perhitungan posisi hilal kini sudah bisa ditentukan.

Baca juga:
Kumpulan Link Twibbon Idul Fitri 2022 Keren

Kalau hilal belum terlihat, artinya belum berganti bulan dalam penanggalan Hijriah. Setelah hilal teramati, ini artinya malamnya sudah masuk awal dari bulan baru.

Kalau itu hilal awal Syawal, maka seluruh kegiatan ibadah yang selama Ramadan akan berakhir.

Untuk diketahui, Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1443 H pada hari Minggu, 1 Mei 2022 petang. Sidang yang berlangsung di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama tersebut akan didahului proses pengamatan hilal yang dilakukan di 99 titik lokasi di seluruh Indonesia.Tec

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun