Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Cara Teknologi Cegah Wabah Berikutnya
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Saat ini seluruh negara di dunia sangat serius menanggapi wabah virus corona (COVID-19), terutama dalam menyediakan tempat uji darurat teknologi untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan mengobati penyakit menular. Di sisi lain, investasi yang lebih besar dalam kesehatan umum sangat dibutuhkan untuk memanfaatkan pembangunan ini. Tak dapat dibayangkan jika kemajuan teknologi dalam film bisa menjadi kenyataan. Teknologi yang mulanya hanya ada dalam kisah fiksi kemudian dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu pekerjaan manusia. Salah satu hal yang dapat menerima dampak positif tersebut adalah bidang kesehatan, yang dapat memudahkan manusia untuk mencegah wabah agar tidak cepat menyebar dan mencari solusi untuk pengobatan. Peningkatan sistem dan pengolahan data dapat membuka peluang pengobatan yang lebih cepat dan mudah terhadap COVID-19, dibandingkan dengan wabah sebelumnya. Di masa mendatang, teknologi dapat digunakan untuk deteksi dini, diagnosis cepat, dan perawatan jarak jauh. Hal itu akan membuatnya lebih mudah dan aman dalam mencegah penyebaran wabah di masa depan.

Baca Juga: Startup Nusantics Produksi Alat Tes Corona

Perangkat Pendeteksi Wabah Pemerintah Tiongkok telah dikritik karena lamban dalam penanganan wabah, terutama mendiagnosis pasien COVID-19 pertamanya dan memberitahu otoritas kesehatan dunia. Namun, sebuah perusahaan asal Kanada, BlueDot, mampu mendeteksi wabah bahkan beberapa hari sebelum laporan awal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkannya. Algoritma BlueDot menggunakan sinyal peringatan dini dengan menerapkan sistem bahasa dan pembelajaran mesin pada pusat data, termasuk liputan berita, jalur penerbangan dunia, dan laporan pemerintah. Kualitas algortima tergantung pada data yang dimasukkan. Saat ini, algoritma BlueDot masih bergantung pada data layanan kesehatan dari luar, yakni data rekam medis elektronik dan monitor kesehatan pribadi, seperti Fitbits, dapat memberikan prediksi ekstra. Di sisi lain, ketersediaan data pribadi berpeluang melanggar standar privasi dan keamanan seseorang. Diagnosis Cepat Kekhawatiran terhadap kemampuan mendiagnosis yang kurang telah meningkat karena ruang lingkup darurat kesehatan masyarakat menjadi jelas. Di Amerika Serikat tes yang diluncurkan CDC, yang memperkuat sampel DNA melalui reaksi polimerase, terkadang gagal karena "komponen yang salah". Dalam kasus tersebut, laboratorium harus mengirim sampel mereka ke CDC, hal itu mengakibatkan keterlambatan dalam memperoleh hasil uji dan membuat pejabat lamban dalam memahami penyebaran penyakit. Kasus baru dapat didiagnosis bergantung hanya pada urutan DNA, membuat beberapa patogen harus dideteksi secara bersamaan dan tidak memerlukan uji ulang untuk setiap virus baru. Dari sebelas tes, hanya satu berbasis urutan yang digunakan saat ini. Tetapi metode ini akan menjadi lebih umum karena biaya pengurutan menurun dan analisis genetik meningkat.

Baca Juga: Kominfo Ralat Nama Aplikasi Lacak Pasien Corona

Perawatan Jarak Jauh Dalam kasus wabah, penyedia layanan kesehatan paling berdampak. Lebih dari 3.000 petugas kesehatan di Tiongkok telah terinfeksi, seringkali setelah merawat pasien tanpa alat pelindung yang tepat. Beberapa negara telah beralih pada pengobatan jarak jauh untuk pasien COVID-19. Pusat Medis Sheba Israel, yang merawat dua belas penumpang kapal Diamond Princess, menerapkan pemantauan jarak jauh dan distribusi obat robotik yang dikontrol oleh dokter dan perawat. Peningkatan teknologi robotika membuatnya lebih mudah untuk membuat pasien merasa benar-benar dirawat, bahkan dari kejauhan. Pembatasan Teknologi Meskipun teknologi sangat membantu di bidang kesehatan. Namun, WHO mungkin tetap tidak siap menghadapi pandemi. Infrastruktur yang mumpuni adalah dasar manajemen wabah. Tanpa itu, deteksi dini terhadap wabah tidak banyak berpengaruh. Memanfaatkan hasil tes cepat masih perlu mengerahkan sumber daya yang cepat ke pusat populasi yang membutuhkan. Demikian juga dengan pengobatan jarak jauh, rumah sakit akan memerlukan bantuan jika kekurangan dana yang memadai untuk staf dan peralatan. Ini merupakan investasi dasar dalam infrastruktur yang menggunakan teknologi mutakhir, idealnya akan tersedia jika virus berbahaya kembali muncul.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun