Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Data Kecelakaan Mobil Otonom Tak Bisa Dianggap Remeh
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Fitur autopilot pada beberapa mobil listrik memang menjadi fitur yang dinantikan, sekaligus kontroversial. Banyak orang percaya bahwa itu terlalu berbahaya, tapi yang lain percaya teknologi tersebut tidak seburuk dugaan publik.

Baru-baru ini, Tesla dilaporkan memberikan beberapa data baru kepada Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS. Laporan tersebut mengenai sebagian besar kecelakaan yang melibatkan sistem bantuan pengemudi otomatis (ADAS).

Antara bulan Juli 2021-15 Mei 2022, sebanyak 12 perusahaan mobil melaporkan 367 kecelakaan ke NHTSA. Menurut otoritas keamanan berlalu-lintas Amerika itu, Tesla menyumbang 273 kasus.

Baca juga:
Kabar Baik untuk Indonesia, Elon Musk Batal Bangun Pabrik Tesla di India

Mengutip laman Giz China, dari 98 kecelakaan serius, 11 mengakibatkan cedera serius atau kematian. 294 insiden lebih lanjut tidak memberikan informasi tentang cedera.

Menyusul Tesla ada Honda Motor dengan 90 kecelakaan, dan Subaru 10 kejadian. Sisanya, termasuk General Motors, Ford dan Toyota, menyebutkan lima atau lebih sedikit kecelakaan pada mobil otonomnya.

Data dikumpulkan berdasarkan pesanan Juni 2021 yang mengharuskan pembuat mobil dan perusahaan teknologi melaporkan insiden kecelakaan. Langkah ini dilakukan ketika beberapa pendukung keselamatan meminta regulator dan anggota parlemen berbuat lebih banyak untuk membuat aturan yang lebih ketat pada mobil self-driving. Saat ini, teknologi mengemudi otonom menjadi lebih populer di kalangan pengguna.

Baca juga:
Kabar Baik untuk Indonesia, Elon Musk Batal Bangun Pabrik Tesla di India

Pada saat yang sama, NHTSA juga menekankan data tidak boleh digunakan untuk menarik kesimpulan keamanan. Departemen mengklaim beberapa kasus kekurangan informasi kontekstual yang diperlukan untuk menentukan tingkat kecelakaan.

Misalnya, jumlah kendaraan yang dilengkapi dengan sistem ADAS di setiap armada pabrikan, seberapa sering pengemudi menggunakannya atau berapa mil yang mereka kendarai.

Baca juga:
Presiden Jokowi Cuit Mobil Listrik Hyundai, Netizen: Mana Esemka?

Terlepas dari keterbatasan, NHTSA mengklaim data akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kinerja sistem ini di lapangan. Ini juga akan mengungkapkan potensi risiko bagi pejalan kaki, dan membantu upaya pembuatan peraturan dan tindakan penegakan hukum.

NHTSA juga mengklaim akan memperbarui data di situsnya setiap bulan. “Ini akan membantu penyelidik dengan cepat mengidentifikasi tren cacat potensial yang mungkin muncul, beberapa di antaranya mungkin perlu ditelusuri lebih lanjut,” pungkas NHTSA.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun