Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Google DeepMind Latih Robot AI Kalahkan Pemain Tenis Meja
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Google DeepMind, anak perusahaan Alphabet yang berfokus pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) melatih robot untuk dapat bermain tenis meja.

Tidak sekedar mampu menggerakkan raket atau bet tenis meja, tetapi robot mampu bergerak dengan tingkat permainan seperti manusia. Perusahaan mengklaim ini adalah pertama kalinya robot diajarkan untuk bermain olahraga dengan manusia pada level manusia.

Para peneliti berhasil mendapatkan lengan robot yang memegang bet cetak 3D untuk memenangkan 13 dari 29 pertandingan melawan manusia dengan berbagai kemampuan dalam permainan penuh tenis meja kompetitif. Penelitian ini dipublikasikan di makalah Arxiv. 

Baca Juga:
Mode Suara ChatGPT Punya Masalah Keamanan, Ini Kata OpenAI

Sistem ini jauh dari sempurna. Meskipun bot tenis meja mampu mengalahkan semua lawan manusia tingkat pemula yang dihadapinya dan 55% dari mereka yang bermain di tingkat amatir, bot tersebut kalah dalam semua pertandingan melawan pemain tingkat lanjut. Namun, ini merupakan kemajuan yang mengesankan.

“Bahkan beberapa bulan yang lalu, kami memproyeksikan bahwa secara realistis robot tersebut mungkin tidak akan mampu menang melawan orang-orang yang belum pernah ia lawan sebelumnya. Sistem ini tentu saja melebihi ekspektasi kami,” kata Pannag Sanketi, staf senior software engineer di Google DeepMind yang memimpin proyek ini.

“Cara robot ini mengungguli lawan yang kuat sekalipun sungguh luar biasa," tambahnya.

Penelitian ini bukan sekedar kesenangan dan permainan. Faktanya, hal ini mewakili sebuah langkah menuju penciptaan robot yang dapat melakukan tugas-tugas berguna dengan terampil dan aman di lingkungan nyata seperti rumah dan gudang, yang merupakan tujuan lama komunitas robotika.

Pendekatan Google DeepMind terhadap mesin pelatihan dapat diterapkan di banyak bidang lainnya, kata Lerrel Pinto, peneliti ilmu komputer di Universitas New York yang tidak mengerjakan proyek tersebut.

"Saya sangat senang melihat sistem robot benar-benar bekerja dengan dan di sekitar manusia nyata, dan ini adalah contoh yang luar biasa,” katanya.

SHARE:

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun

Microsoft "Rayu" Pengguna Windows 10 untuk Beli PC Copilot+