Technologue.id, Jakarta - Apple sedang berjuang untuk menarik konten segar untuk headset Vision Pro. Nyatanya, perusahaan melihat minimnya pengembang yang menciptakan aplikasi untuk headset premium tersebut dibandingkan pengembang untuk iPhone dan iPad.
Kurangnya ketersediaan "aplikasi mematikan" yang mendorong pelanggan membayar lebih dari USD3.500 untuk produk baru itu belum dipandang sebagai masalah bagi Apple. Sebab, Vision Pro mulai dijual di Eropa pada Jumat.
Apple baru-baru ini mengatakan bahwa ada “lebih dari 2.000” aplikasi yang tersedia untuk perangkat “komputasi spasial”, lima bulan setelah debutnya di AS. Bandingkan dengan lebih dari 20.000 aplikasi iPad yang dibuat pada pertengahan 2010, beberapa bulan setelah tablet pertama kali dijual dan sekitar 10.000 aplikasi iPhone pada akhir 2008, tahun peluncuran App Store.
Baca Juga:
Ini Alasan Falcon 9 Milik SpaceX Dilarang Terbang
“Secara keseluruhan peluncuran Vision Pro pada bulan Februari tahun ini jauh lebih lambat dari yang diperkirakan banyak orang,” kata George Jijiashvili, analis pelacak pasar Omdia
“Kenyataannya adalah sebagian besar waktu dan uang pengembang akan didedikasikan untuk platform dengan miliaran pengguna, bukan puluhan atau ratusan ribu," katanya.