Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Huawei Bantu Pendidikan Indonesia Timur dengan Percepatan Koneksivitas
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Huawei kembali mengadakan acara Ramadhan Virtual Media Briefing. Tahun ini hadir dengan tema "Huawei I Do Care -Satu Hati untuk Indonesia Sepenuhnya Terhubung dan Sejahtera".

Di momen tersebut Huawei memaparkan kontribusi dan komitmen berkelanjutannya untuk berbagai sektor, khususnya sektor pendidikan.

Wujud nyata kontribusi Huawei ini tidak hanya dalam penyediaan solusi TIK, tapi juga mendukung untuk program pengembangan talenta digital. Misalnya, dengan menggelar CSR berupa penyerahan TIK kepada lima sekolah di Papua, tepatnya di Kota Sorong dan Biak, serta berdonasi kepada 30 panti asuhan di 14 kota di Indonesia.

Baca juga:
Huawei MatePad: Tablet dengan Beragam Fitur yang Multifungsi

Pada acara tersebut Huawei juga menghadirkan sejumlah narasumber, seperti Sri Wahyuningsih, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbudristek; Kak Seto Mulyadi, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia; Wenseslaus Manggut, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI); Mohamad Rosidi, Director of ICT Business Strategy Huawei Indonesia; Dedy Permadi, Staf Khusus bidang Digital dan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika; Agustina Erni selaku Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak; serta Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia untuk berdiskusi tentang bagaimana TIK dapat berkolerasi terhadap dunia pendidikan.

Sementara itu, Wang Bin selaku Vice President, Management Transformation, Huawei Indonesia, mengatakan, Huawei CSR Ramadhan pada tahun ini adalah sebagai bagian dari pengembangan talenta digital. Serta bisa menjembatani sekolah-sekolah di Papua dengan dunia digital.

"Kami berharap anak-anak akan dibekali dengan sarana untuk mengakses internet dan meningkatkan literasi digital. Sejalan dengan seruan Presiden Joko Widodo untuk berlayar ke timur, transformasi digital ibarat seperti angin yang membawa kita maju. Kami sadar bahwa infrastruktur teknologi dan konektivitas jaringan sangat dibutuhkan di Papua. Kedua ini akan memampukannya untuk berdaya saing seperti halnya seluruh wilayah di Indonesia," papar Wang.

Agustina Erni, menambahkan, anak Indonesia menempati sepertiga komposisi dari seluruh penduduk Indonesia. Ini akan menjadi sebuah kunci kesuksesan dari keberhasilan bangsa Indonesia di masa depan.

"Dengan adanya dukungan akses internet dan perangkat teknologi untuk SD di Sorong dan Biawak, dapat meningkatkan akses pendidikan anak-anak yang tinggal di daerah perdesaan dan terpencil," ujarnya.

Dedy Permadi sendiri mengapresiasi komitmen Huawei ini. "Apresiasi yang tinggi kepada Huawei yang telah memiliki inisiatif yang luar biasa untuk menjangkau anak-anak di Papua untuk bisa terkoneksi dengan internet secara baik," kata Dedy.

Sri Wahyuningsih menambahkan, teknologi digital merupakan salah satu sarana untuk percepatan transformasi pembelajaran. Yang diperlukan adalah bagaimana kesiapan kita semua untuk berkontribus, seperti penyiapan konten-konten di era digital, serta bagaimana cara mengadvokasi para guru-guru, masyarakat, serta para orang tua agar siap mempersiapkan anak-anak untuk memiliki kemampuan dasar salah satunya adalah kemampuan literasi digital.

Berdasarkan data Dapodik, bisa dilihat keberadaan akses internet dan tidak memiliki listrik masih terjadi ketimpangan untuk sesama di Papua. Dari total 140.000-an sekolah dasar di Indonesia, baru 28% yang mempunyai fasilitas TIK yang memadai.

Oleh karena itu, pihaknya begitu mengapresiasi kontribusi dan komitmen Huawei untuk dapat membantu percepatan kualitas pembelajaran terutama di daerah Indonesia Timur.

Di sisi lain, Kak Seto Mulyadi, mengatakan, pihaknya sudah mendirikan pendidikan secara digital sejak tahun 2007 dengan murid dari berbagai kalangan. Dengan pendidikan digital, murid Kak Seto tidak hanya ada di Indonesia tapi juga ada yang berasal dari luar negeri seperti Australia, Jepang, dan Saudi Arabia yang mampu mengikuti ujian dengan baik, bahkan mampu diterima di beberapa perguruan tinggi ternama.

"Belajar melalui dunia digital ternyata sangat efektif, tetapi dengan syarat dapat dikelola dengan baik," tambahnya.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun