Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Industri 4.0 Ciptakan Sisi Lain Pengalaman yang Dipersonalisasi
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Industri 4.0 bukan lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan untuk bertahan hidup, terutama ditambah akibat tekanan yang ditimbulkan oleh pandemi.

Sebuah studi baru oleh Deloitte menunjukkan tren ini dengan sebagian besar (96%) perusahaan dari Asia Pasifik (APAC) mengungkapkan bahwa mereka telah melakukan audit untuk menemukan peluang dalam Industri 4.0, persentase ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata global yaitu sebesar 51%.

Stephan Neumeier, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, menjelaskan bahwa pandemi memaksa semua orang untuk mempertimbangkan kembali praktik operasional mereka. Kehadiran Industri 4.0 ini merupakan sebuah revolusi yang mengutamakan konsumen sebagai pilar pentingnya.

"Bersama terobosan seperti Big Data, Internet of Things (IoT), 5G, Industri 4.0 hadir untuk menciptakan masa depan sesuai dengan apa yang kita kehendaki," tutur Neumeier, saat diskusi virtual, Rabu (4/11/2020).

Baca Juga:
Kaspersky Mendeteksi Aktivitas Scamming Yang Kuat Di Tengah Peluncuran Smartphone Paling Populer

Dengan meningkatnya kemajuan teknologi, mayoritas konsumen (83%) menghargai pengalaman yang dipersonalisasi terbukti dengan kesediaan mereka untuk memberikan data demi mewujudkannya. Faktanya, konsumen secara tidak sadar memberikan lebih banyak data daripada yang mereka pikir sebelumnya.

Misalnya, sesederhana pilihan lagu yang dibuat beberapa kali dan kemudian dianalisis dapat memungkinkan perusahaan streaming musik memprediksi suasana hati pengguna pada waktu dan lokasi tertentu. Hal yang sama juga berlaku untuk aplikasi kencan yang dapat mengetahui apakah seseorang dalam keadaan sedih dan rentan, pada jam berapa, hanya berdasarkan jumlah swipe konsumen dari kiri ke kanan.

Dalam hal pelacakan lokasi, para konsumen telah membagikan lokasi mereka secara real-time, bahkan sebelum pandemi terjadi. Dengan konsumen menggunakan peta virtual untuk menemukan jalan atau mengetahui situasi lalu lintas, secara langsung juga memberdayakan aplikasi tersebut dalam mengumpulkan sejumlah besar data, sehingga memungkinkannya untuk memprediksi pola perilaku dan fisik mereka. Data tersebut menjadi berisiko apabila akhirnya berada di tangan yang salah.

Dengan jumlah informasi tersebut, masa depan yang dikehendaki sangat mungkin terjadi karena banyak perusahaan sekarang mengenal konsumen mereka lebih baik daripada konsumen itu sendiri.

Baca Juga:
Kaspersky Bagikan Tips Agar Terhindar dari Kejahatan Siber

Ancaman di Industri Manufaktur Asia Pasifik

Beberapa start-up di seluruh dunia, menyadari permintaan tersebut, dan akhirnya mengeksekusi kustomisasi massal mereka. Para pelanggan kini dapat memiliki nama mereka sendiri di sol sepatu mereka, mendapatkan kalung pesanan, serta implan tubuh dan dosis obat yang disesuaikan, dan banyak lagi.

Meskipun fenomena tersebut adalah bukti kekuatan teknologi saat dimanfaatkan dengan tepat, namun proses manufaktur yang fleksibel dan sangat terhubung ini juga membuka permukaan serangan yang lebih luas bagi para pelaku kejahatan siber. Laporan terbaru dari Kaspersky untuk sistem otomasi industri menunjukkan bahwa Asia dan Afrika adalah kawasan yang paling tidak aman secara global selama enam bulan pertama tahun 2020.

Kawasan Asia memperoleh empat dari lima posisi teratas sebagai wilayah berdasarkan persentase komputer sistem kontrol industri (Industrial Control Systems /ICS) yang hampir terinfeksi pada paruh pertama tahun ini.

Afrika berada di urutan kedua sementara Asia Tengah, Timur, dan Selatan mengikuti di tempat ketiga, keempat, dan kelima.

Dalam hal ransomware, wilayah di Asia masih memimpin dengan margin yang mencolok di peringkat regional. Lebih dari separuh negara dalam peringkat 15 teratas berasal dari Asia Pasifik.

"Tidak mengherankan bahwa komputer ICS di Asia Pasifik dihadapkan pada ancaman dunia maya dengan jumlah tertinggi, karena kawasan ini sedang dalam proses membangun masa depan yang berpusat pada pelanggan atau konsumen," ujar Neumeier.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun