Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Kemungkinan Zinc Dan Kalsium Jadi Material Baterai Ramah Lingkungan
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Baterai jadi salah satu komponen yang sangat penting untuk banyak perangkat, mulai dari ponsel cerdas hingga mobil listrik. Namun sebagian besar baterai saat ini menggunakan litium yang tergolong mahal, langka, dan berbahaya bagi lingkungan. Itu sebabnya para peneliti mencari alternatif yang lebih murah, lebih melimpah, dan tentu saja ramah lingkungan.

Salah satu pilihan yang menjanjikan adalah menggunakan natrium atau kalium sebagai pengganti litium. Unsur-unsur ini jauh lebih umum dan dapat diekstraksi dari air laut atau tambang garam. Baterai ini juga memiliki sifat kimia yang mirip dengan litium, sehingga kompatibel dengan teknologi baterai yang beredar di pasaran.

Baca Juga:
5 Cara Mudah Mengatasi Masalah Baterai iPhone yang Boros

Namun, baterai natrium-ion dan kalium-ion memiliki kelemahan utama. Yakni baterai ini menyimpan lebih sedikit energi dibandingkan baterai lithium-ion. Artinya, baterai perlu diisi ulang lebih sering atau diganti lebih cepat. Untuk mengatasi tantangan ini, para ilmuwan perlu menemukan bahan yang lebih baik untuk elektroda, yaitu bagian baterai yang menyimpan dan melepaskan listrik.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Sains Tokyo di Jepang baru-baru ini membuat terobosan dalam bidang ini. Mereka telah mengembangkan cara baru untuk membuat elektroda dari karbon keras, sejenis karbon yang tidak memiliki struktur teratur. Dengan menggunakan zinc oksida dan kalsium karbonat sebagai template, mereka mampu membuat pori-pori kecil pada karbon keras, yang meningkatkan kapasitasnya untuk menahan ion natrium atau kalium.

Baca Juga:
Cara Mengecek Kesehatan Baterai Samsung dengan Mudah

Para peneliti menguji elektroda baru mereka dengan baterai asli dan menemukan bahwa kinerjanya jauh lebih baik daripada elektroda konvensional. Mereka mencapai kepadatan energi sebesar 312 Wh kg-1 untuk baterai natrium-ion, yang sebanding dengan beberapa baterai lithium-ion. Mereka juga menunjukkan bahwa elektroda mereka dapat bekerja dengan baik untuk baterai ion kalium, yang bahkan lebih sulit untuk dikembangkan.

Penemuan ini dapat membuka jalan bagi baterai yang lebih efisien dan berkelanjutan di masa depan. Hal ini juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada litium dan dampaknya terhadap lingkungan. Para peneliti berharap temuan mereka akan menginspirasi lebih banyak penelitian dan inovasi di bidang ini.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun