Technologue.id - Larry Ellison kini memegang kendali atas algoritma TikTok. Miliarder pendiri Oracle ini memimpin konsorsium pengambilalihan platform media sosial tersebut. Peristiwa ini memicu kekhawatiran global akan pembungkaman narasi Palestina.
Kekhawatiran muncul karena agenda yang lebih spesifik dan kontroversial. Ambisi Zionis diduga kuat berada di balik akuisisi besar-besaran ini. Larry Ellison dikenal sebagai sahabat dekat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Kesepakatan ini diteken di penghujung kekuasaan Joe Biden. Transisi kekuasaan menuju Donald Trump turut mempengaruhi dinamika negosiasi. Akuisisi ini bukan lagi sekadar perang dagang Amerika-China semata.
Pertarungan kini tentang siapa yang memegang kendali atas senjata opini global. Algoritma media sosial menjadi alat paling kuat di era digital. Kontrol atasnya berarti kontrol atas arus informasi miliaran pengguna.
Narasi resmi yang dibangun adalah penyelamatan data warga Amerika. Keamanan nasional AS menjadi alasan utama divestasi TikTok. Namun struktur kepemilikan baru menyingkap realitas yang berbeda.
Aktivis kemanusiaan dan pengamat demokrasi kini menahan napas. Mereka khawatir terjadi Israelisasi algoritma secara sistematis. Pembungkaman suara Palestina di jagat maya dikhawatirkan menguat.
Struktur Kepemilikan Baru TikTok
Konsorsium dipimpin oleh perusahaan perangkat lunak Oracle. Larry Ellison adalah pemilik dan pendiri perusahaan raksasa teknologi tersebut. Mitra lainnya adalah firma investasi Silver Lake dan MGX.
Mereka kini menguasai 80,1 persen saham entitas baru. Entitas tersebut bernama TikTok USDS Joint Venture LLC. Penguasaan mayoritas ini memberikan kendali penuh atas operasional.
Sementara itu, ByteDance asal China dipaksa mundur. Perusahaan induk TikTok itu hanya memegang kepemilikan minoritas. Porsinya tersisa sebesar 19,9 persen dalam struktur baru.
Perubahan drastis ini terjadi setelah tekanan politik bertahun-tahun. Trump Izinkan TikTok Tetap Beroperasi, Tapi Ada Syaratnya pada periode sebelumnya. Syarat itu kini terwujud dalam bentuk pengambilalihan oleh konsorsium AS.
Profil Larry Ellison: Oligarki di Balik Layar
Sorotan utama dalam mega-akuisisi ini tertuju pada Larry Ellison. Pria berusia 81 tahun ini memiliki kekayaan yang fantastis. Kekayaannya sempat menyentuh angka USD393 miliar atau setara Rp6.000 triliun.
Ellison bukanlah figur netral dalam geopolitik global. Dia dikenal memiliki hubungan sangat dekat dengan pemimpin Israel. Pertemanannya dengan Benjamin Netanyahu telah berlangsung lama.
Kekayaannya melonjak berkat ledakan permintaan kecerdasan buatan. Oracle sebagai perusahaannya menjadi penopang utama pertumbuhan itu. Visi dunianya pun sering menjadi bahan perdebatan publik.
Ellison dikenal memiliki visi dunia yang diawasi secara total. Dalam sebuah pertemuan dengan investor, dia pernah melontarkan pernyataan kontroversial. Fantasinya tentang masyarakat yang selalu berada di bawah pengawasan diungkapkan.
"Polisi akan berperilaku baik karena kami terus mengawasi dan merekam semuanya. Warga akan berperilaku baik karena kami terus merekam dan melaporkan semuanya," ujarnya kala itu. Pernyataan itu menggambarkan keyakinannya pada pengawasan total.
Oracle diyakininya akan menjadi penopang data untuk sistem tersebut. Kini, kendali atas algoritma TikTok memberinya alat pengaruh yang lebih besar. Platform dengan miliaran pengguna itu menjadi extension dari visinya.