Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Pro-Kontra Ganja Medis di Indonesia Dilihat dari Sisi Sains
SHARE:

Ganja Tanpa Teler
Paling tidak kontroversial adalah ekstrak dari tanaman rami yang dikenal sebagai CBD (cannabidiol), karena komponen ganja ini memiliki sedikit, jika ada, sifat memabukkan. Ganja sendiri memiliki lebih dari 100 komponen aktif.

THC (tetrahydrocannabinol) adalah bahan kimia yang menyebabkan "teler" yang sejalan dengan konsumsi ganja. Strain dominan CBD memiliki sedikit atau tidak ada THC, sehingga pasien melaporkan sangat sedikit jika ada perubahan kesadaran.

Namun, pasien melaporkan banyak manfaat CBD, mulai dari menghilangkan insomnia, kecemasan, kelenturan, dan rasa sakit hingga mengobati kondisi yang berpotensi mengancam jiwa seperti epilepsi. Salah satu bentuk epilepsi masa kanak-kanak tertentu yang disebut sindrom Dravet hampir tidak mungkin dikendalikan tetapi merespons secara dramatis terhadap jenis ganja yang dominan CBD yang disebut Charlotte's Web.

Baca juga:
Bukalapak Akan Tindak Tegas Penjual Obat, Vitamin, dan Alkes Palsu

Penggunaan Ganja Medis
Penggunaan ganja medis yang paling umum di Amerika Serikat adalah untuk mengontrol rasa sakit. Sementara ganja tidak cukup kuat untuk rasa sakit yang parah. Misalnya, nyeri pascaoperasi atau patah tulang.

Ganja cukup efektif untuk rasa sakit kronis yang mengganggu jutaan orang Amerika, terutama seiring bertambahnya usia. Bagian dari daya pikatnya adalah jelas lebih aman daripada opiat (tidak mungkin overdosis dan jauh lebih tidak membuat ketagihan).

Perannya dapat menggantikan NSAID seperti Advil atau Aleve, jika orang tidak dapat meminumnya karena masalah dengan ginjal atau bisul.

Prev Next Page 2 of 4
SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun