Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Mercedes-Benz, BMW, dan VW Protes Kenaikan Tarif Mobil Listrik China
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Keputusan Uni Eropa baru-baru ini untuk menaikkan tarif 38% pada kendaraan listrik yang diimpor dari Tiongkok menimbulkan dampak buruk di industri otomotif, khususnya Mercedes-Benz, BMW, dan Volkswagen. Ketiganya kompak menyuarakan keprihatinan tentang dampak buruk tarif terhadap operasi mereka di Tiongkok.

CEO BMW, Oliver Zipse menyatakan bahwa tindakan proteksionis UE dapat memicu perang dagang, merugikan perusahaan dan kepentingan Eropa. Sementara CEO Mercedes, Ola Kallenius juga menyampaikan sentimen serupa. Sedangkan Volkswagen mempertanyakan waktu pengambilan keputusan UE, dengan alasan lemahnya permintaan kendaraan listrik bertenaga baterai di Eropa saat ini.

Baca Juga:
Chery Tiggo 8 Pro Max Raih Rating Tertinggi Uji Keselamatan

UE memandang tarif ini sebagai tindakan balasan terhadap besarnya subsidi yang dinikmati produsen mobil Tiongkok. Namun, langkah tersebut menuai kritik dari badan industri VDA Jerman, yang berpendapat bahwa tarif itu lebih merugikan sektor otomotif Eropa.

Produsen Barat seperti Tesla, BMW, Volvo, dan Renault Dacia yang semuanya mengekspor kendaraan listrik buatan Tiongkok ke Eropa, akan merasakan dampak yang sama. Hal ini dapat menyebabkan biaya tambahan sebesar miliaran euro bagi perusahaan-perusahaan tersebut, yang sudah bergulat dengan melambatnya permintaan dan jatuhnya harga di pasar domestik.

Wakil CEO Volvo, Bjorn Annwall, memperingatkan bahwa biaya tambahan ini pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen, sehingga membuat harga kendaraan listrik menjadi lebih mahal. Volvo, yang dimiliki oleh Zhejiang Geely Holding asal Tiongkok, sangat menganjurkan perdagangan bebas dan melihat tarif ini sebagai hambatan terhadap hal tersebut.

Baca Juga:
Elon Musk Bocorkan 3 Mobil Listrik Baru, Salah Satunya Robotaxi

Meskipun keputusan UE bertujuan untuk melindungi industri kendaraan listrik mereka dari masuknya model kendaraan listrik Tiongkok yang berbiaya lebih rendah, beberapa ekonom berpendapat bahwa dampak langsung dari tarif tersebut akan minimal.

Di sisi lain, Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok tampaknya kurang khawatir dan menyatakan keyakinannya terhadap potensi pertumbuhan berkelanjutan dari produsen kendaraan listrik Tiongkok di Eropa.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun