Pernahkah Anda membayangkan dunia yang dibangun oleh kata-kata dalam novel favorit Anda tiba-tiba hidup, bergerak, dan bernapas di layar kaca? Itulah sensasi yang akan segera dirasakan oleh jutaan penggemar sastra Indonesia. Dalam sebuah langkah strategis yang dinanti-nantikan, Netflix secara resmi mengumumkan kolaborasi pertamanya dengan salah satu penulis paling berpengaruh di negeri ini, Dee Lestari. Tiga mahakaryanya—Rapijali, Perahu Kertas, dan Aroma Karsa—akan diangkat menjadi serial original eksklusif platform streaming raksasa tersebut.
Pengumuman bersejarah ini bukan sekadar kabar gembira bagi para pembaca setia, melainkan sebuah penegasan. Ia menandai momen di mana cerita-cerita lokal yang kaya akan kompleksitas emosi, budaya, dan imajinasi mendapatkan panggung global. Dee Lestari, melalui tulisannya, telah membangun semesta yang intim bagi pembaca Indonesia selama bertahun-tahun. Kini, semesta itu akan diperluas jangkauannya, diinterpretasikan ulang melalui lensa kamera, dan dihadirkan kepada audiens di lebih dari 190 negara. Ini adalah tentang bagaimana sebuah cerita menemukan bentuk barunya, sekaligus menguji daya tahannya melintasi medium.
Momen pengumuman di sesi Netflix Creative Asia SEA dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) pada 2 Desember 2025 bukanlah kebetulan. JAFF sendiri dikenal sebagai wadah penting bagi sinema Asia, dan kehadiran Netflix di sana dengan proyek sebesar ini adalah sinyal kuat. Sinyal bahwa konten naratif Indonesia tidak hanya dipandang sebagai komoditas lokal, tetapi sebagai karya dengan potensi resonansi universal. Lantas, bagaimana ketiga novel legendaris ini akan ditransformasi? Siapa para visioner di balik layar yang dipercaya mewujudkan mimpi besar ini?
Dari Halaman ke Layar: Kolaborasi dengan Rumah Produksi TerbaikNetflix tidak main-main dalam mewujudkan adaptasi ini. Setiap judul dipercayakan kepada studio produksi terkemuka yang memiliki rekam jejak dan sensibilitas yang dianggap cocok dengan jiwa masing-masing cerita. Kolaborasi ini memastikan bahwa proses kreatif tidak hanya terjaga, tetapi juga diperkaya oleh perspektif baru. Rapijali akan dikembangkan bersama Starvision, Perahu Kertas dengan Visinema, dan Aroma Karsa dengan Screenplay Films yang bekerja sama dengan Forka Films.
Pemilihan rumah produksi ini seperti menyusun puzzle yang tepat. Starvision, dengan pengalamannya yang panjang di industri, mungkin akan membawa sentuhan populer yang accessible untuk dunia musik Rapijali. Visinema, yang dikenal dengan karya-karya sinematik dan mendalam, tampaknya pas untuk menangani kedalaman emosi dan dinamika hubungan dalam Perahu Kertas. Sementara itu, kolaborasi Screenplay Films dan Forka Films untuk Aroma Karsa menjanjikan skala produksi dan kedalaman visual yang diperlukan untuk dunia fantasi sensorik yang unik itu. Ini adalah strategi cerdas: menyerahkan naskah kepada tangan-tangan yang tidak hanya terampil, tetapi juga memahami DNA cerita aslinya.
Baca Juga:
Mungkin yang paling menarik perhatian adalah pengumuman bahwa Aroma Karsa akan disutradarai oleh Kamila Andini, sutradara pemenang banyak penghargaan internasional. Andini, yang karyanya seperti Yuni dan Sekala Niskala dikenal dengan pendekatan poetik dan eksplorasi budaya yang halus, akan memasuki wilayah baru: fantasi. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan bahwa novel Dee Lestari itu telah menginspirasinya sejak 2018, bahkan memengaruhi elemen sensorik visual dalam serial Gadis Kretek.
"Bagi saya, Aroma Karsa merupakan kisah cinta epik dalam dunia dan indera aroma yang kemudian menjadi perjalanan penuh dengan keajaiban," papar Andini. Tantangan terbesarnya adalah menggambarkan elemen-elemen yang kasat mata—aroma, emosi, dan keajaiban—menjadi visual yang memukau. Proyek ini disebutkannya sebagai "petualangan paling penuh imajinasi" dalam kariernya. Bagaimana seorang sutradara yang piawai menangani realisme magis akan menerjemahkan dunia parfum, rahasia, dan petualangan metafisik dalam Aroma Karsa? Ini akan menjadi tontonan wajib bagi pencinta film dan sastra.
![]()