Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Ngeri! Kacamata Pintar Meta Bisa Doxing Data Individu
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Dua mahasiswa Harvard telah membuat demo yang mengerikan dari teknologi pengenalan wajah yang ada di kacamata pintar untuk mengungkap identitas, nomor telepon, hingga alamat seseorang. Mereka memanfaatkan database publik dan teknologi terkini yang tersedia secara luas di kacamata pintar seperti Ray-Ban Meta.

Ray-Ban Meta smart glasses merupakan teknologi canggih yang mampu melakukan livestream dan menggunakan AI milik Meta. Namun, bukan teknologinya yang menjadi sorotan, melainkan karena kacamata ini tampak seperti kacamata hitam biasa, membuatnya sulit dikenali sebagai perangkat teknologi tinggi.

Dalam demo yang diunggah ke 404Media, dua mahasiswa bernama Nguyen dan Caine Ardayfio menggunakan kacamata Ray-Ban Meta untuk mengidentifikasi beberapa teman sekelas, alamat mereka, dan nama kerabat secara langsung. Sebelumnya, mereka telah mengembangkan aplikasi bernama I-XRAY untuk menyoroti potensi berbahaya dari kacamata ini.

Baca Juga:
Sejarah Perkembangan Smart Glasses Beserta Fitur-fiturnya

Aplikasi I-XRAY menggunakan kemampuan livestream kacamata ke Instagram, lalu sebuah program komputer memantau aliran tersebut dan menggunakan AI untuk mengenali wajah. Foto-foto yang diambil kemudian dicocokkan dengan database publik untuk menemukan informasi pribadi yang relevan. Hasilnya, pengguna bisa melihat informasi detail tentang orang-orang yang dikenali oleh aplikasi tersebut.

Mungkin yang lebih mengerikan, Nguyen dan Ardayfio juga ditampilkan seakan mengobrol dengan orang asing di angkutan umum, berpura-pura seolah-olah mereka mengenal orang tersebut berdasarkan informasi yang diperoleh dari teknologi tersebut.

Meski teknologi pengenalan wajah bukan hal baru, penggunaan teknologi ini dalam produk konsumen yang tersedia secara luas seperti kacamata Ray-Ban Meta membawa tantangan baru. Kacamata ini sangat sulit dikenali oleh orang awam sebagai perangkat perekam, sehingga kebanyakan orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang direkam.

Beruntung, Nguyen dan Ardayfio tidak berencana merilis aplikasi ini untuk publik. Mereka menjelaskan bahwa tujuan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan potensi risiko privasi, bukan untuk disalahgunakan. Mereka ingin menekankan bahwa "mengambil informasi pribadi seperti alamat rumah hanya dari wajah seseorang di jalanan kini mungkin dilakukan."

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun