Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Nokia dan BlackBerry Hadapi Jalan Terjal di Indonesia
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Resmi masuknya Nokia ke pasar smartphone bersama dengan HMD Global tahun ini menjadi pertanda bahwa perusahaan dari Finlandia itu masih punya nyali untuk bersaing. Pabrik yang pernah sangat populer di jagat ponsel sedunia itu pun seperti tak takut dengan vendor-vendor muda yang belakangan menjadi favorit masyarakat Tanah Air, sebut saja Oppo atau Xiaomi. Kedatangan Nokia ini juga berbarengan dengan lahirnya BlackBerry Aurora. Ponsel bikinan PT BB Merah Putih, joint venture lokal yang mengantongi lisensi resmi dari BlackBerry, tersebut seakan menjadi isyarat bahwa BlackBerry ingin merebut kembali Indonesia, pasar yang pernah mereka tundukkan di tahun 2012 silam. Yang jadi pertanyaan besar saat ini, mampukah keduanya melakukan misi masing-masing hingga meraih kesuksesan saat merangsek ke market Indonesia? Jawabannya tentu saja mungkin, tetapi mereka harus bekerja sangat keras. Dari penerawangan IDC, kompetisi antar produsen smartphone di Tanah Air kini lebih ketat. Selain melawan Samsung dan sejumlah vendor lokal yang sedang semangat-semangatnya, Nokia dan BlackBerry wajib melewati hadangan pabrik yang berbasis di Tiongkok. "Vendor asal China sudah punya keunggulan tersendiri di sini, tak hanya dari segi harga tetapi juga berkat dihadirkannya fitur populer semacam kamera depan khusus selfie. Di sinilah tantangan besar bagi Nokia dan BlackBerry, karena punya spek bagus saja tak cukup untuk menarik daya beli konsumen," jelas Risky Febrian, Associate Market Analyst IDC Indonesia for Mobile Phone, dalam keterangan tertulisnya (09/03/17). Untuk itu, Risky menyarankan agar dua vendor barat itu bisa seagresif dan sekreatif mungkin dalam menjalankan kampanye marketing-nya di Indonesia. Dalam hal ini, apa yang dilakukan Oppo dapat dijadikan referensi. Keunikan strategi pemasaran Oppo, misalnya dengan memberikan insentif kepada seller, menjadikan pabrik dari Tiongkok itu sebagai produsen smartphone yang cukup disukai masyarakat Tanah Air. Di samping itu, regulasi TKDN juga bakal menjadi rintangan tersendiri. Hal ini mungkin bukan lagi masalah bagi BlackBerry Aurora, tetapi kalau Nokia mau ikut bermain di Indonesia, setidaknya mereka harus mempersiapkan syarat 30 persen konten lokal. Kalau tak segera memenuhi syarat ini, mungkin Nokia 6, 5, atau 3 tak akan pernah meraih kesuksesan dan tergerus oleh produk lainnya.   Baca juga: Aurora, Blackberry Rasa Android Buatan Indonesia Resmi Dirilis Siapa yang Pantas Pakai BlackBerry KeyOne yang Baru Dipamerkan Ini? Motorola Moto Z vs Nokia 6, Adu Garang Merek Nostalgia

SHARE:

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun

Microsoft "Rayu" Pengguna Windows 10 untuk Beli PC Copilot+