Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Pembayaran Online Mulai Jadi Target Serangan Kejahatan Siber
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Kaspersky memprediksi pada tahun 2020, para pelaku kejahatan siber yang bermotif finansial kemungkinan mulai menargetkan aplikasi investasi, sistem pemrosesan data keuangan online, dan mata uang kripto yang akan datang. Mereka akan menyediakan akses berbayar ke infrastruktur bank dan mengembangkan perpanjangan malware mobile banking baru berdasarkan kode sumber yang bocor.

Baca Juga: Jumlah Pengguna Yang Terkena Malware Finansial Meningkat

Ancaman siber finansial dianggap sebagai salah satu yang paling berbahaya, karena dampaknya biasanya mengakibatkan kerugian finansial langsung bagi para korban. Tahun 2019 telah menunjukkan beberapa perkembangan signifikan dalam industri dan juga bagaimana pelaku kejahatan siber finansial beroperasi. Di tahun depan, Kaspersky meramal, akan lebih banyak kelompok pelaku kejahatan dunia siber akan menargetkan sistem pemrosesan pembayaran online. Selama beberapa tahun terakhir, apa yang disebut JS-skimming (metode mencuri data kartu pembayaran dari toko online) telah mendapatkan popularitas luar biasa di kalangan pelaku kejahatan siber. "Kami perkirakan serangan basis JS-skimmer akan meningkat dan mereka benar-benar aktif," kata Yuriy Namestnikov, seorang peneliti keamanan di Kaspersky.

Baca Juga: Malware FinSpy Kembali Beraksi Serang Android dan iOS

Saat ini, para peneliti Kaspersky menyadari setidaknya terdapat 10 aktor berbeda yang terlibat dalam jenis serangan ini. "Dengan tahun 2020 akan kita hadapi beberapa saat lagi, kami merekomendasikan tim keamanan di wilayah yang berpotensi terkena dampak industri keuangan untuk bersiap menghadapi tantangan baru. Tidak ada yang dapat menghindari potensi ancaman di masa depan, namun menjadi penting bagi kita untuk memiliki persiapan terbaik dalam menghadapinya” kata Namestnikov. Para ahli juga percaya bahwa jumlah mereka akan terus bertambah selama tahun mendatang. Kemungkinan serangan paling berbahaya dapat terjadi pada perusahaan yang menjadikan e-commerce sebagai layanan, dan dapat membahayakan ribuan perusahaan lainnya.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun