Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, menegaskan bahwa pemulihan jaringan di Sumatera Utara dan Sumatera Barat sudah berada di level 98% dan 99%, sehingga pemerintah dapat mengalihkan fokus secara penuh ke Aceh. Dua wilayah tersebut kini hanya memerlukan pemantauan untuk menjaga stabilitas layanan pascabencana.
Aceh masih tertinggal jauh dengan tingkat pemulihan konektivitas tower sekitar 40%, dan Meutya menyebut hambatannya bukan pada infrastruktur yang rusak melainkan faktor eksternal. Ia menjelaskan bahwa tower secara fisik tetap berdiri aman, namun jaringan transmisi dan pasokan listrik masih dalam kondisi tidak stabil.
Ketersediaan listrik menjadi faktor paling menentukan karena operator meyakini kualitas jaringan dapat langsung meningkat ke 70–75% begitu listrik terpenuhi. Di lapangan, pasokan listrik Aceh memang belum pulih penuh dan beberapa wilayah masih mengalami pemadaman akibat gangguan distribusi serta kurangnya daya pasca banjir.
PLN melaporkan bahwa sebagian jaringan di Aceh masih belum dapat dinyalakan karena kerusakan pada gardu, kabel, dan jalur distribusi yang sempat terendam sehingga pemulihan berlangsung bertahap. Kondisi ini membuat beberapa kecamatan, terutama yang terisolasi banjir, masih bergantung pada genset sebagai sumber daya utama.
Meski ada kabar bahwa sejumlah fasilitas seperti rumah sakit sudah kembali mendapatkan pasokan listrik stabil, pemerataan distribusi energi ke wilayah pemukiman masih membutuhkan waktu. Pemerintah pusat dan PLN menurunkan tim tambahan untuk mempercepat rekonstruksi jaringan, termasuk pemulihan transmisi yang menjadi tulang punggung distribusi listrik antarwilayah.
Dalam sisi telekomunikasi, Meutya menjelaskan bahwa koordinasi antara pemerintah dan operator dilakukan setiap hari melalui rapat online untuk mempercepat pemulihan jaringan. Ia juga menjalin komunikasi langsung dengan para direktur utama operator seperti Telkomsel untuk memastikan langkah teknis di lapangan berjalan serempak.
Namun, Meutya belum dapat menetapkan target waktu pemulihan penuh karena faktor listrik dan transmisi tidak berada di bawah kendali tunggal Komdigi. Operator juga mengonfirmasi bahwa percepatan baru dapat terjadi setelah pasokan listrik stabil, sementara perbaikan transmisi bisa dirampungkan secara paralel.
Sementara itu, Sumut dan Sumbar kini hanya perlu dijaga agar capaian pemulihan tidak turun dari angka 98% dan 99% yang telah berhasil dicapai. Dengan fokus dialihkan ke Aceh, pemerintah berharap pemulihan jaringan dan listrik dapat dipercepat agar masyarakat dapat kembali menikmati layanan digital dan aktivitas harian dengan lebih tenang.