Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Pengamat EV: Industri Transportasi Listrik Indonesia di Masa Depan akan Berkembang
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Peta perjalanan kendaraan listrik (EV) di Indonesia masih mengalami sejumlah hambatan. Kendati demikian, banyak pengamat menyebut industri ini punya masa depan yang cerah.

"Memang saat ini sisi industri transportasi listrik serta infrastruktur di Indonesia relatif masih tertinggal. Tapi, tren dan perkembangannya sejak selesai pandemi sudah mulai tumbuh pesat," kata Agus Purwadi, pengamat EV dari ITB.

Baca Juga:
Xiaomi Bakal Rilis Mobil Listrik, Bodi Lebih Besar Dibanding Tesla Model 3

Menurut Agus, untuk mengejar ketertinggalan, Indonesia bisa belajar dari kasus India yang relatif memiliki GDP/Kapita sekitar 1/2 dari Indonesia, tapi konsisten dalam penggunaan kendaraan listrik.

"Harga BBM di India sedikit lebih mahal dan harga listrik/kWh lebih murah dari Indonesia. Namun, karena punya policy kuat baik pemerintah pusat maupun daerah, serta konsisten dan fokus di EV R-2 dan R-3, sekarang sudah memimpin adopsi EV di dunia," jelasnya.

Sedangkan untuk R-4 atau roda 4 (mobil), harga mobil listrik di Indonesia masih cukup mahal. Kemudian ketersediaan infrastruktur juga belum ter-cover semuanya.

"Kalau R-4 pilihan produk yang terjangkau sekitar Rp300 jutaan masih terbatas seperti Wuling Air-EV dan kemampuan home charging atau ketersediaan SPKLU juga perlu ditingkatkan," tutur Agus.

Baca Juga:
Rekomendasi Mobil Listrik di 2023, Mulai dari Harga Rp200 Juta hingga Rp2 Miliar Lebih

Agus menyimpulkan bahwa pemerintah butuh role model agar masyarakat yakin akan mengadopsi kendaraan listrik di masa depan sehingga ekosistemnya akan tumbuh dengan sendirinya.

"Jadi memang perlu role model dari pemerintah pusat, daerah, BUMD sampai BUMN sebagai early adopter agar keyakinan dan ekosistemnya mulai tumbuh," tutup Agus.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun