Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Perkuat Usaha Mitra, Gojek Tingkatkan Keamanan Platform
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Gerakan #AmanBersamaGojek membuat mitra driver dan mitra merchant di ekosistem Gojek semakin merasa aman berbisnis di dunia digital. Keamanan mitra ini jadi poin penting di tengah meningkatnya migrasi pelaku usaha dari offline ke online semasa pandemi COVID-19, dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Rasa aman tersebut tercermin dari hasil riset terbaru yang dilakukan Gojek kepada para mitra ekosistemnya. Sekitar 92% mitra driver menyatakan jika akun mitra driver mereka kini lebih aman, salah satunya dengan adanya fitur verifikasi wajah. Tidak hanya itu, mitra driver juga merasa bahwa keamanan fisiknya lebih terjamin di masa pandemi dengan adanya protokol J3K (Keamanan, Kesehatan dan Kebersihan), ditambah sistem suspensi yang transparan bantu mereka beraktivitas dengan nyaman.

Kepercayaan terhadap keamanan platform juga ditunjukkan oleh mayoritas mitra merchant GoFood, 93% merasa aman pakai GoBiz sebagai platform untuk berjualan dan pembayaran nontunai. Tiga aspek utama yang membuat mitra merchant tenang berbisnis dengan GoBiz adalah keamanan pembayaran, keamanan data usaha, serta keleluasaan mengelola mandiri akun GoBiz.

Baca Juga:

Bersama Jejak.in, Gojek Hadirkan Fitur Jaga Lingkungan GoGreener Carbon Offset

Chief Information Security Officer (CISO) Gojek Group, George Do, dalam pertemuan virtual Hari Jumat (18/9), mengatakan, “Kami terus memperkuat keamanan sistem dengan melakukan berbagai pembaharuan inovasi teknologi di bawah payung Gojek SHIELD sesuai inisiatif #AmanBersamaGojek. Inovasi ini dilakukan secara menyeluruh di platform mitra driver dan mitra merchant.”

Inovasi terbaru di sisi platform mitra driver, kata George, adalah inovasi verifikasi wajah mitra driver. Fitur tersebut berfungsi memastikan kesesuaian data dan informasi mengenai identitas mitra driver. Lapisan keamanan tambahan ini bisa melindungi mitra dari berbagai upaya peretasan akun secara ilegal oleh pihak tak bertanggung jawab. Fitur verifikasi wajah wajib digunakan oleh mitra driver yang ingin masuk (login) ke aplikasi untuk menjalankan order. Fitur ini melengkapi inovasi lainnya yaitu penyamaran nomor telepon (number masking), tombol darurat (emergency button), dan bagikan perjalanan (share trip). 

Inovasi keamanan juga dilakukan di platform GoBiz untuk mitra merchant, antara lain fitur verifikasi PIN, OTP (kode rahasia One Time Password), dan fitur ‘Kelola Pengguna GoBiz’ untuk melindungi data pribadi usaha mitra merchant. Selain itu, calon mitra juga bisa jadi mitra usaha Gojek dengan aman dan mudah tanpa perantara melalui inovasi terbaru yaitu Fitur Daftar Mandiri GoBiz. Calon mitra merchant bisa langsung registrasi, verifikasi, dan aktivasi akunnya langsung di smartphone.

Baca Juga:

Semester Dua 2020, Gojek Fokus pada Sejumlah Layanan

Gojek pun tingkatkan kapabilitas sumber daya manusia di bidang keamanan digital dengan menambah jajaran pemimpin senior dengan keahlian mendalam di bidang keamanan siber, serta pengalaman global di industri teknologi. Di antara termasuk Chief Information Security Officer, George Do, yang berpengalaman di NASA dan Equinix, perusahaan investasi real estate yang terdaftar di Nasdaq. Serta Chief Information Officer, Petrus Phoa, yang pernah memimpin tim keamanan di PayPal, Github dan Box.

GoPay Head of IT Governance, Risk and Compliance, Information Security, Genesha Saputra, menambahkan, usaha Gojek tidak hanya di teknologi saja. Platform karya anak bangsa ini terus lakukan edukasi komprehensif kepada mitra driver, mitra merchant, dan masyarakat. Edukasi dilakukan di berbagai kanal komunikasi milik perusahaan dan kanal eksternal seperti sosial media, webinar publik, bahkan berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kominfo RI dan Siberkreasi. Edukasi ini penting mengingat literasi digital masyarakat Indonesia yang masih rendah, berbanding terbalik dengan penggunaan aplikasi digital yang kian meningkat.

Peneliti Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada, Ir. Tony Seno Hartono, mendukung pernyataan tersebut. Menurutnya, kejahatan digital yang berbasis manipulasi psikologis/social engineering masih terjadi di masa pandemi. “Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang bermigrasi ke online, maka para pelaku manipulasi psikis ini pun mengincar mereka. Sehingga, sangat penting untuk melakukan edukasi yang terus menerus dan konsisten supaya individu serta para pelaku usaha pengguna teknologi bisa memahami dan menghindari tipe penipuan seperti ini.” Jelas Tony.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun