Technologue.id, Jakarta -Dari penilitian yang dilakukan, diketahui bahwa serangan Ransomware yang diluncurkan ke seluruh dunia mengalami peningkatan sebanyak 50% di tahun lalu. Rata-rata, serangan ditargetkan kepada para pelaku bisnis. Dikutip dari BBC (28/4/2017), Verizon yang rutin melakukan kegiatan laporan kejahatan dunia siber pun mengatakan, malware saat ini bertanggung jawab atas 51% lebih dari seluruh insiden yang ada. Jumlah korbanya pun diketahui mencapai hampir 2000 perusahaan yang ada di seluruh dunia. Menurut Marc Spitler, Senior Manager Verizon Security, kenaikan pesat jumlah serangan ransomware ini berkat penggunaan taktik baru. Para pelaku memulai serangan melalui email yang judulnya dibuat sedemikian rupa menarik dan sesuai dengan bidang perusahaan targetnya. Saat ransomware telah masuk menjangkiti perangkat, maka dengan mudah para pelaku akan melakukan pemerasan terhadap korban. Mereka menjanjikan perangkat akan bersih dari program yang dikirimkannya tersebut. “Ransomware adalah tentang bagaimana mereka dapat menerima lebih banyak uang dari perangkat yang telah terinfeksi,” lanjut Marc. Jadi, semakin banyak perangkat yang terjangkit, maka semakin banyak pula uang yang harus digelontorkan oleh korban kepada pelaku. Laporan lain dari Symantec mengatakan, rata-rata jumlah yang harus dibayarkan oleh para korban kepada pelaku adalah sebesar $1,077 atau sekitar Rp 14 jutaan. Angka tersebut hanya untuk membebaskan satu buah perangkat saja. Baca juga: Sophos luncurkan InterceptX, teknologi anti exploit dan anti-ransomware terbaru Paska Diakuisisi Avast, Ini Produk Terbaru AVG di 2017 Waspada, Beli Smartphone Flagship Baru Dapat Bonus Malware!
Contact Information
Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260
We're Available 24/ 7. Call Now.
SHARE:
SHARE: