Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Situs Yandex Bikin Geger, Pengamat Siber: Pengguna Harus Waspada!
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Kasus pembunuhan anak di Makassar yang menghebohkan publik membuka tabir keberadaan situs ilegal Yandex. Yandex merupakan layanan pencarian asal Rusia yang mirip Google.

Publik bertanya-tanya bagaimana situs ilegal ini bisa diakses oleh pelaku yang masih dibawah umur. Dan berharap pemerintah bisa segera memblokir akses Yandex agar tidak jatuh korban lagi.

Pengamat Keamanan Siber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya mengatakan bahwa membatasi akses Yandex tidak serta-merta akan mencegah masalah ini terulang kembali. Pasalnya, informasi sejenis yang kurang pantas dan berbahaya juga bisa dengan mudah didapatkan dari platform media sosial lain. Balik lagi terhadap kesadaran diri sendiri.

Baca Juga:
Kominfo Didesak Usut Celah Dark Web Dapat Diakses Anak Dibawah Umur

"Yandex memang termasuk situs yang bisa memberikan banyak informasi yang kontrol informasinya lebih loss dibandingkan situs pencarian lain. Karena itu pengaksesnya memang perlu menyadari dan berhati-hati dengan konten tersebut," ujar Alfons dalam pesan instan, Jumat (13/1/2023).

Pelaku penculikan dan pembunuhan anak di Makassar ini masih tergolong remaja yaitu berusia 14 dan 17 tahun. Para tersangka tergiur tawaran di situs internet dengan menjual organ tubuh manusia untuk mendapatkan uang banyak.

Dari pengakuan tersangka utama AD, ia awalnya mendapatkan informasi di situs Yandex asal luar negeri tergiur bisnis penjualan organ manusia dan dijanjikan mendapat uang besar.

Menanggapi motif ini, Alfons mengatakan bahwa masyarakat perlu mendapatkan informasi yang benar bahwa perdagangan organ adalah tindakan melanggar hukum dan melanggar hak asasi manusia.

Ada kasus remaja China yang menjual ginjalnya demi mendapatkan iPhone kemudian harus menghabiskan hidupnya seumur hidup di ranjang rumah sakit karena ginjal satunya rusak dan ia harus menjalani cuci darah seumur hidup. Alasannya, hanya karena ingin keren dan tidak kalah dengan teman-temannya.

Baca Juga:
Waspada! Ini Daftar Aplikasi Binary Ilegal di Indonesia

Di sisi lain, kasus ini sebenarnya membuka mata kalau masyarakat kita khususnya golongan millenial sekarang banyak yang tidak sabaran dan ingin semuanya serba instan tanpa usaha.

"Dalam skala yang berbeda, budaya serba instan ini juga tercermin dalam tingginya millenial yang terjerat pinjol. Masyarakat harus dididik bijak mengelola keuangannya dan jangan mengandalkan cara yang mudah untuk mencapai tujuannya yang ujung-ujungnya akan berakhir pada tindakan melanggar hukum atau kriminal," tandasnya.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun