Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
TikTok Dikuasai Pendukung Netanyahu, Netizen Pendukung Palestina Saatnya Tinggalkan TikTok?
SHARE:


Larry Ellison, Miliarder pendiri Oracle memimpin konsorsium pengambilalihan platform TikTok. Peristiwa ini memicu kekhawatiran global akan pembungkaman narasi Palestina, bahkan pemanfaatan akses mendorong opini pendukung Zionisme Israel.

Kendali Ellison memicu kekhawatiran akan Israelisasi algoritma. Strategi ini dikhawatirkan akan membungkam narasi Palestina di dunia maya. Media sosial menjadi medan perang opini yang sangat krusial.

Isu Palestina selalu menjadi topik sensitif di platform global. Banyak aktivis menggunakan TikTok untuk menyebarkan informasi. Platform ini menjadi sumber berita bagi generasi muda di seluruh dunia.

Pengambilalihan oleh figur pro-Israel dianggap mengancam keberimbangan. Netralitas algoritma dalam menyajikan konten dipertanyakan. Potensi bias sistematis dalam kurasi konten menjadi sangat nyata.

Perang di Gaza telah memicu gelombang konten besar-besaran. Banyak di antaranya yang mendukung hak-hak rakyat Palestina. Algoritma yang dikendalikan pihak tertentu bisa mengurangi jangkauan konten tersebut.

Ini bukan pertama kalinya isu bias algoritma mengemuka. Platform media sosial lain juga dituding melakukan pembungkaman serupa. Namun pengambilalihan oleh individu dengan agenda jelas memperparah kekhawatiran.

Implikasi bagi Keamanan Data Global

Alih-alih menjadi aset murni Amerika, TikTok terseret agenda lain. Ambisi keamanan nasional AS mungkin hanya kedok belaka. Realitasnya adalah perebutan kendali atas mesin propaganda digital.

Data miliaran pengguna non-AS kini berada di bawah kendali baru. Larry Ellison dan Oracle memiliki akses terhadap data tersebut. Potensi penyalahgunaan data untuk kepentingan geopolitik mengkhawatirkan.

Masyarakat sipil global menuntut transparansi dalam pengelolaan algoritma. Mereka ingin tahu bagaimana konten dikurasi dan disebarkan. Tanpa transparansi, demokrasi digital berada dalam ancaman serius.

Pengamat teknologi mendesak adanya pengawasan independen terhadap TikTok. Mereka meminta jaminan bahwa algoritma tidak akan dimanipulasi. Netralitas platform harus dijaga untuk kebebasan berekspresi.

Keputusan Trump izinkan TikTok tetap beroperasi dengan syarat khusus perlu dikaji ulang. Sebab, syarat yang ada ternyata membuka pintu bagi kepentingan kelompok tertentu. Dampaknya terhadap kebebasan informasi global sangat besar.

Masa Depan TikTok di Bawah Kendali Baru

Masa depan TikTok kini berada di tangan Larry Ellison dan konsorsiumnya. Perubahan kebijakan konten dan algoritma diprediksi akan segera terjadi. Arah baru platform akan sangat dipengaruhi visi pemilik barunya.

Pengguna global, terutama pendukung Palestina, waspada terhadap perubahan. Mereka memantau setiap perkembangan kebijakan baru di platform. Setiap tanda bias algoritma akan langsung mendapat sorotan.

Langkah selanjutnya adalah menunggu implementasi kendali penuh konsorsium. Transisi kepemilikan dan operasional akan berlangsung dalam beberapa bulan. Dampaknya terhadap ekosistem konten global baru akan terlihat kemudian.

Teknologi seharusnya menjadi alat pemersatu dan pemberi informasi. Bukan alat untuk membungkam suara tertentu atau mempromosikan agenda. Tanggung jawab besar kini berada di pundak Larry Ellison.

Dunia menunggu bukti bahwa TikTok akan tetap menjadi platform netral. Netralitas itu penting untuk demokrasi dan kebebasan berekspresi. Tanpanya, kepercayaan pengguna global terhadap platform akan runtuh.

Kisah TikTok menjadi pelajaran tentang konsentrasi kekuasaan digital. Kepemilikan media sosial oleh sedikit oligarki menimbulkan risiko besar. Masyarakat global harus terus kritis terhadap perkembangan ini.

SHARE:

ChatGPT Adult Mode: Fitur Kontroversial yang Akan Ubah Cara Kita Berinteraksi dengan AI

Penayangan Perdana Avatar 3 Picu Lonjakan Ancaman Penipuan Siber Global