Technologue.id, Jakarta - Sugata, anak perusahaan Koltiva, memperoleh pendanaan hibah setelah menjadi salah satu pemenang Transform: Bestari Challenge 2024. Dana hibah ini dimanfaatkan untuk mendukung rantai pasok kakao yang berkelanjutan.
Kudeungoe Sugata merupakan perusahaan asal Aceh yang berdiri sejak tahun 2018. Perusahaan ini menyediakan biji kakao "bean-to-bar" dan kopi "single origin" yang berasal dari produsen kecil di Indonesia. Dengan teknik pemrosesan pasca panen yang inovatif, Sugata menghasilkan produk berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan pembuat cokelat artisan dan perusahahaan multinasional di pasar lokal dan global.
Baca Juga:
Koltiva Terima Modal Investasi Perkuat Teknologi SaaS
Gde Sukardi, Head of Single Origin Sourcing PT Kudeungoe Sugata mengatakan bahwa pengakuan dari Transform mencerminkan dedikasi tim mereka dalam mentransformasi industri kakao melalui praktik yang lebih berkelanjutan dan pemberdayaan komunitas.
"Dengan memperkuat komunitas lokal, kami dapat membangun rantai pasok yang lebih tangguh dan bertanggung jawab. Fokus kami pada dampak sosial dan lingkungan memastikan pertanian berkelanjutan bukan hanya tujuan, melainkan kekuatan penggerak perubahan yang bertahan lama bagi masyarakat dan planet ini," ungkap Gde.
Transform: Bestari Challenge 2024 merupakan sebuah inisiasi dipimpin oleh Transform, akselerator dampak yang digagas oleh Unilever, Pemerintah Inggris melalui Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO), serta Ernst & Young (EY), memberikan dana hibah hingga 300,000 Pound Sterling atau Rp6,1 miliar kepada perusahaan berdampak yang dipilih bersama oleh panel.
PT Kudeungoe Sugata Indonesia telah mendaftarkan diri pada Juni 2022 untuk memperkuat posisinya di sektor pertanian. Sugata telah berkembang menjadi pemasok terpercaya yang menekankan pada keterlacakan, keberlanjutan, dan perdangangan etis.
Sugata beroperasi di seluruh Indonesia dengan penyedia pasokan terkonsentrasi di Sumatera dan Sulawesi serta melibatkan sekitar 2.400 produsen dalam rantai pasoknya. Proyek ini akan memberikan manfaat langsung kepada sekitar 500 rumah tangga petani, dengan tambahan 1.000 anggota keluarga yang memperoleh manfaat secara tidak langsung melalui peningkatan aktivitas ekonomi.
Baca Juga:
Jumlah Startup di Indonesia Paling Banyak se-Asia Tenggara
Pendanaan ini akan mendukung berbagai inisiatif utama dalam rencana aksi komprehensif selama 18 bulan yang bertujuan untuk mendorong penggunaan sistem produksi regeneratif dan mengembangkan plot demo agroforestri, serta memastikan keterlibatan yang lebih inklusif dari perempuan dan pemuda dalam produksi kakao fermentasi.
Inisiatif ini mencakup pelatihan bagi produsen tentang pertanian regeneratif dan agroforestri, termasuk pengembangan plot demo agroforestri untuk mendukung transisi mereka ke praktik rendah karbon. Selain itu, akan dibentuk sistem pemantauan emisi gas rumah kaca (GRK) yang memungkinkan produsen berpartisipasi dalam pasar karbon di masa depan, menciptakan sumber pendapatan baru sambil menghadapi tantangan perubahan iklim.
Proyek ini juga akan mengeksplorasi potensi daur ulang nutrisi dari limbah kakao untuk digunakan pada lahan pertanian atau sebagai sumber pendapatan tambahan melalui pasar lokal. Kegiatan ini bertujuan mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan, mendorong pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, dan memberikan tambahan penghasilan bagi petani.