Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
KargoTech Digitalisasi Manajemen Logistik Lewat KargoNexus
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Kargo Tech merintis revolusi baru layanan logistik berbasis teknologi digital. Produk terbaru yang diberi nama KargoNexus itu menyediakan solusi end-to-end untuk pengelolaan aktivitas rantai pasok dan logistik.

KargoNexus menangani berbagai keperluan dalam satu platform cloud secara terpusat mulai dari manajemen pengiriman barang first mid hingga last mile delivery, pemilihan vendor/transporter, pemantauan pengiriman, hingga analisis performa berbasis data secara digital melalui pemanfaatan teknologi.

Baca Juga:
Pandemi, Industri Logistik Justru Alami Peningkatan

Brian Aditya Tedjasaputra, Head of Product dan Enterprise Solutions Kargo Tech, menjelaskan bahwa KargoNexus merupakan salah satu produk dari Kargo Tech hadir untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam melakukan digitalisasi sistem logistik dan rantai pasok di perusahaan. Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa perusahaan harus segera mengadopsi aplikasi logistic.

"Pertama, perusahaan yang sudah memiliki pengiriman barang skala besar pasti butuh visibilitas yang jelas untuk rantai pasok mereka. Dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi pada sumber daya yang kerap kali melakukan pemantauan secara manual untuk setiap pengiriman, kini dapat lebih mudah dengan KargoNexus yang memiliki sistem track and trace secara real time sehingga shipper dapat melihat status setiap pengiriman yang berjalan tanpa harus melakukan manual telepon lagi," ujar Brian, dalam acara peluncuran KargoNexus, di Jakarta, Kamis (16/12/2021).

Lalu, alasan kedua adalah sentralisasi dan tranparansi. Yakni, Memastikan bahwa berbagai pihak yang berbeda terlibat dalam rantai pasokan yang bekerja dengan informasi yang sama dan terintegrasi satu sama lain.

"Dengan begini shipper dapat melihat seluruh aktivitas logistik dan mengetahui semua data dan kinerja transporter serta memangkas hidden cost yang tidak dapat dipantau oleh pelaku bisnis hanya dalam satu software yang sama," ungkap Brian.

Alasan ketiga adalah untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Pelaku bisnis akan mencari penghematan di segala aspek bisnisnya namun tetap mengedepankan keuntungan.

"Dengan KargoNexus, pelaku bisnis dapat mentransformasi sumber daya ke teknologi dan memastikan setiap shipper mendapatkan data terpusat untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara maksimum sehingga shipper dapat melakukan percepatan bisnisnya lebih pesat," tandas Brian.

Baca Juga:
E-commerce Tawarkan Solusi Logistik untuk UMKM Indonesia

Lebih lanjut, KargoNexus hadir dengan menawarkan beberapa keunggulan yakni:
Pertama. Integrasi dengan ERP (Enterprise Resource Planning) segala arah. Metode untuk satu sistem berbicara dengan sistem lainnya.

"Bukan hanya 1 arah tapi 2 arah," ucapnya.

Kedua, Visibilitas lebih baik. Tidak hanya di aplikasi berbasis android tetapi juga integrasi telematics hardware dalam armada atau mitra KargoNexus. IOT menjadi sangat penting untuk dapat membaca signal status dari berbagai macam sistem hardware atau software.

Ketiga, menjadi global player with local know-how. Pemain global dengan pendekatan lokal, tidak hanya berdiri sebagai penyedia software tetapi ekosistem terpadu dari Kargo yang terus memberikan shipper dan vendor training, onboarding, live, pemantauan, monitoring dan pengukuran kesuksesan.

Keempat, memiliki pengalaman profesional yang memupunin dari Silicon Valley maupun di southeast asia. Komitmen memberikan best practice di tim produk & engineer sehingga produk yang ditawarkan telah di tes, di benchmark dan komparasi dengan pemain lainnya di dunia global dengan pendekatan lokal.

"Dengan hadirnya KargoNexus, proses digitalisasi industri logistik di Indonesia diharapkan dapat berjalan secara menyeluruh, sehingga perusahaan dapat berkompetisi di tengah arus industri 4.0," jelasnya.

SHARE:

Kredit Mobil untuk Kaum Milenial Berpenghasilan di Bawah UMR, Ini Tipsnya

Cisco: Hanya 12% Perusahaan Miliki Kesiapan "Mature" Hadapi Risiko Cyber Security