Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Kira-kira, Google Perlu Mahar Segini Kalau Mau Akuisisi YouTube Sekarang
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Google tak bisa dipungkiri merupakan perusahaan teknologi terhebat saat ini. Tak cuma dalam menyediakan produk, mereka juga punya visi bisnis yang apik. Salah satunya, bisa dilihat bagaimana jelinya mereka saat mengakuisisi YouTube pada 9 Oktober 2006 silam. Saat itu, Google hanya memberikan mahar sebesar US$1,65 miliar. Kalau dirupiahkan sekarang, mahar tersebut senilai Rp23 triliunan. Nilai itu menjadikan YouTube sebagai akuisisi terbesar kedua Google pada masanya.

Baca juga:

YouTube Ikutan Terjun ke Layanan Streaming Musik

Beda ceritanya kalau Google baru kepincut dengan platform video-sharing yang aktif sejak Februari 2005 itu. Menurut Morgan Stanley, bank investasi dan broker retail Amerika Serikat, harga YouTube kini sebagai perusahaan independen berdasarkan analisis bisnisnya menyentuh angka US$160 miliar (sekitar Rp2.253 triliunan). Mengutip BusinessInsider.com (18/05/2018), YouTube saat ini bahan disebut lebih berharga ketimbang perusahaan ternama lain, macam General Electric, IBM, dan Comcast. Sementara kalau dibandingkan dengan Walt Disney Co., YouTube berada di kisaran value yang sama.

Baca juga:

Berapa Banyak Netizen yang Buka YouTube Per Bulannya?

Nilai YouTube yang telah naik 100 kali lipat ini membuktikan kalau bisnis platform tersebut amatlah moncer. Bahkan, Morgan Stanley juga memprediksi kalau YouTube masih bisa lebih berharga lagi, berkat layanan langganan musik yang baru saja mereka luncurkan ulang.

Baca juga:

Google Terendus Bikin AR Headset Standalone

Ya, YouTube kembali bergairah menggarap bisnis music streaming berbekal YouTube Music, setelah sebelumnya meluncurkan fitur yang sama tahun 2015. Dengan biaya langganan US$9,99 (Rp140 ribuan), Anda bisa menikmati streaming musik tanpa iklan.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Waspada Aplikasi Berbahaya Berkedok VPN