Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Kominfo Dituntut Bikin Aplikasi Informasi Corona, Bukan Hanya Urusi Hoax
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi (TIK) dalam mencegah penyebaran wabah COVID-19 belum maksimal di Indonesia. Pemerintah setempat, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika, dinilai lamban dalam mengadopsi teknologi dan mengembangkan layanan digital. Heru Sutadi, Direktur Eksekutif ICT Institute, menyoroti tindakan Kemenkominfo yang justru lebih banyak fokus memerangi informasi palsu atau hoaks yang membanjiri media sosial. Ketimbang menggarap layanan digital, seperti aplikasi, yang akan memudahkan masyarakat mengakses update informasi mengenai virus corona di Indonesia. "Masalah di tengah wabah Corona ini memang kita tidak hanya fokus pada hoax itu sendiri. Padahal, apa kontribusi yang bisa dilakukan dari sektor komunikasi dan informatika, sektor digital, dalam penyebaran virus Corona," kata Heru di Jakarta, Senin (16/3/2020).

Baca Juga: Ancaman Berita Hoax Soal Corona Tak Kalah Bahaya dengan Virusnya

Sebagai contoh, Ia menjelaskan bahwa pemerintah Korea Selatan mengembangkan aplikasi bernama 100M atau 100 meter, di mana warga mereka bisa menggunakan untuk mendeteksi riwayat jejak orang yang positif COVID-19. "Misalnya di satu titik di mana orang terkena infeksi atau positif Corona (misalnya rumahnya), itu dikasih tanda. Jadi, orang yang mendekati wilayah tersebut dikasih alert 'di sini ada korban Corona', sehingga orang bisa mencari alternatif rute lainnya," imbuhnya. "Ada China dan Singapura, mereka juga pakai aplikasi. Tiap orang sukarela untuk, semacam kayak kita pakai Google Maps, jadi kita masuk (daerah) sana, kemudian misalnya ada yang terdeteksi Corona, tracing lebih gampang. Nah, di kita pemanfaatan TIK belum banyak," tandas Heru.

Baca Juga: Virus Corona Senggol Industri Telekomunikasi, Apa Solusinya?

Melihat serangkaian terobosan teknologi yang diusung negara lain, Heru berharap, pihak Kominfo melakukan tindakan serupa. Bukan hanya fokus memberangus hoaks saja. "Harus memang tugas dari ya teman-teman dari Kominfo khususnya, ini bagaimana bisa kembangkan. Antisipasi juga perkembangan work from home, belajar dari rumah, itu kesiapan jaringannya seperti apa, kemudian disiapkan aplikasi-aplikasi apa, koordinasi dengan Kemendikbud. Ini harus ada solusinya," terangnya. "Saya termasuk yang gregetan kalau fokusnya (Kominfo) hoax hoax hoax terus. Karena yang mematikan itu bukan hoaks sebenarnya, tetap adalah Corona," pungkas Heru. Ia kemudian memberi solusi, pemerintah bisa menyediakan suatu portal atau situs yang bisa diakses oleh semua orang berupa Geographic Information System (GIS). Sistem informasi khusus ini akan memuat daerah mana yang terdampak virus Corona, berapa besar orang bisa nge-klik, atau informasi rumah sakit rujukan.

SHARE:

Kredit Mobil untuk Kaum Milenial Berpenghasilan di Bawah UMR, Ini Tipsnya

Cisco: Hanya 12% Perusahaan Miliki Kesiapan "Mature" Hadapi Risiko Cyber Security