Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Makin Ketat, Facebook Bakal Hapus Iklan Hand Sanitizer
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Setelah sebelumnya melarang penjualan masker, Facebook baru-baru ini memperketat aturannya dengan melarang penjualan produk hand sanitizer di platformnya. Kebijakan ini diambil guna memberangus oknum yang ingin memanfaatkan keadaan. Dilansir dari CNBC pada Sabtu (21/3/2020), Rob Leathern selaku Director of Product Management dari Facebook dalam cuitannya menyebut akan menghapus postingan produk tersebut. Tidak hanya di Facebook, tetapi juga di platform Instagram.

Baca Juga: Tangkal Hoax, Twitter Bakal Hapus Cuitan dengan Kriteria Ini

"Kami akan meningkatkan penindakan otomatis untuk iklan dan komersial minggu depan. Jika kita melihat penyalahgunaan seputar produk ini di postingan organik, kami juga akan menghapusnya," ujarnya. https://twitter.com/robleathern/status/1240741321255424000 Pelarangan penjualan produk-produk terkait virus Corona ini menurut Rob Leathern sebagai upaya pencegahan kenaikan harga yang tidak lazim yang dilakukan para oknum yang tidak bertanggung jawab. Tindakan ini dinilai jahat ditengah situasi sulit wabah Corona.

Baca Juga: Raksasa Teknologi Dunia Bersatu Berangus Informasi Palsu Terkait Corona

"Ini merupakan langkah selanjutnya untuk mencegah kenaikan harga dan perilaku predator yang kita lihat," tambah Rob Leathern. Facebook sendiri bukan satu-satunya platform yang fokus untuk memberangus iklan produk-produk terkait virus Corona. Diketahui, Google juga telah memblokir iklan masker sejak beberapa waktu lalu. Google mengklaim telah berhasil menghapus jutaan konten yang memanfaatkan situasi wabah Corona dalam beberapa waktu ini. Meski begitu lada kenyataannya masih banyak ditemukan iklan produk-produk tersebut.

SHARE:

Menantikan Sepak Terjang Shugo Watanabe Sebagai Presiden Direktur Baru Honda Prospect Motor

Daftar Perangkat Samsung yang Bisa Cicipi Galaxy AI