Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Microsoft Tunda Peluncuran Fitur Recall AI yang Kontroversial
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Microsoft sempat mengungkap Fitur Recall AI yang memungkinkan pengguna melihat kembali apa yang mereka kerjakan atau apa yang mereka akses di PC. Fitur ini bekerja dengan cara menangkap gambar pada layar, yang belakangan menjadi sorotan terkait aspek keamanan.

Ada potensi jika penjahat siber dapat mencuri informasi pribadi atau data apapun yang pengguna akses di PC. Penjahat siber berpotensi mengintip kata sandi teks, informasi keuangan sensitif, riwayat browser Google Chrome pribadi, dan banyak lagi.

Setelah mendapatkan tanggapan soal isu keamanan dari ahli cybersecurity, Microsoft membuat kebijakan yang mempersilakan pengguna untuk memilih mengaktifkan fitur ini atau tidak. “Kami memperbarui pengalaman pengaturan PC Copilot+ untuk memberikan orang pilihan yang lebih jelas untuk ikut serta dalam menyimpan snapshot menggunakan Recall,” tulis VP Microsoft Windows Pavan Davuluri dalam pembaruan resmi perusahaan mengenai fitur tersebut.

Baca Juga:
Microsoft Beri Pengguna Kendali Penuh untuk Fitur Copilot+ Recall

Terkini, ketimbang merilis langsung untuk para pengguna, Microsoft memilih untuk menunda peluncuran fitur Recall AI mereka. Fitur Recall AI Microsoft tidak akan diluncurkan dengan batch pertama PC Windows 11 Copilot+ pada 18 Juni.

Dalam pembaruan di Blog Windows, perusahaan mengatakan bahwa Recall akan berubah dari “pengalaman pratinjau yang tersedia secara luas untuk PC Copilot+” ke pratinjau yang hanya tersedia di Program Windows Insider. Fitur ini hanya akan dirilis untuk semua PC Copilot+ setelah menerima masukan dari Insider Community.

Perusahaan menambahkan bahwa mereka menyesuaikan rilis Recall untuk "memastikan pengalaman tersebut memenuhi standar kualitas dan keamanan yang tinggi".

SHARE:

Uji Starship, SpaceX Pilih Turunkan Roket ke Laut Dibanding Ditangkap

Ini Alasan Departemen Kehakiman AS Tuntut Google Jual Chrome