Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
NASA Tunda Kembali Mega Roket Baru ke Bulan
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - NASA kembali menunda uji besar terakhir roket Space Launch System (SLS) setelah masalah tekanan mencegah teknisi memuat propelan ke dalam roket dengan aman. Hal tersebut diumumkan NASA dalam sebuah postingan di blog langsung Artemis I. Melalui postingan tersebut, diketahui bahwa penundaan akan dilakukan hingga Senin, 4 April 2022.


Seharusnya, akan ada gladi bersih yang harus dilakukan NASA ketika akan meluncurkan SLS. Hal lain yang juga harus dilakukan dalam gladi bersih ialah mengisi roket setinggi 322 kaki dengan 700.000 galon propelan. Dalam konferensi pers yang dilakukan pada hari Minggu malam, NASA mengatakan timnya saat ini tengah berusaha memecahkan masalah tersebut.

Baca Juga:
Surge Dorong Transformasi Digital di Perusahaan Lewat Inovasi dan Solusi

Agensi mengatakan jika hal itu ditujukan agar gladi resik basah besok tetap dilakukan. Rencananya, tes awal dimulai pada 1 April di Kennedy SpaceX Center di Florida dan seharusnya selesai pada hari Minggu.

Namun, NASA mengalami cuaca buruk Sabtu malam lamtara petir menyambar menara di sekitar landasan peluncuran SLS. Jeremy Parsons, wakil manajer program di Sistem Tanah Eksplorasi NASA, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan salah satu serangan terkuat yang pernah dilihat NASA sejak memasang sistem proteksi petir.

Baca Juga:
Kolaborasi Ragam Sektor Perkuat Ekosistem Digital


SLS seharusnya membawa pesawat ruang angkasa Orion dalam misi tanpa awak di sekitar bulan sebagai bagian dari program Artemis. Misi ini dijadwalkan untuk musim panas embari menyiapkan roket untuk membawa manusia ke permukaan bulan. Untuk mendapatkan informasi terbaru tentang misi ini, Anda dapat terus memeriksa pembaruan pengujian di laman resmi NASA.

SHARE:

Meski Dijegal, Huawei Diam-diam Danai Penelitian Akademis di AS

Teknologi 6G Akhirnya Diuji Coba, Kecepatannya 20 Kali Lipat dari 5G