Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
NASA Ungkap Video Detik-Detik Wahaha Antariksa Jatuh ke Matahari
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pesawat luar angkasa NASA menangkap gambar yang luar biasa saat terbang melalui letusan matahari baru-baru ini. Gambar-gambar yang dikirim kembali ke para ilmuwan di Bumi bahkan menunjukkan semburan api yang “menyedot” debu luar angkasa yang tersisa dari pembentukan tata surya.

Dikutip dari Digital Trends, penerbangan yang dilakukan oleh Parker Solar Probe NASA ini berlangsung pada 5 September dan NASA membagikan gambarnya pada Senin.

Baca Juga:
IM3 Hadirkan Pestapora 2023 Guna Manjakan Pelanggan

Menurut badan antariksa, wahana ini berada di tengah-tengah salah satu lontaran massa korona (CME) paling kuat yang pernah tercatat, sebuah peristiwa kebetulan yang memberi para ilmuwan harta karun berupa data ilmiah.

CME adalah letusan dahsyat dari atmosfer luar matahari, atau corona. Kekuatannya sangat besar sehingga berpotensi mengganggu teknologi komunikasi dan navigasi seperti satelit, dan bahkan mematikan jaringan listrik di Bumi.

Debu antarplanet terdiri dari partikel-partikel kecil dari asteroid, komet, dan planet, dan ditemukan di seluruh tata surya.

NASA mengatakan bahwa mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana CME berinteraksi dengan debu antarplanet dapat membantu para ilmuwan menentukan dengan lebih baik kecepatan perjalanan CME menuju Bumi, yang pada gilirannya dapat menghasilkan perbaikan dalam perkiraan kapan tepatnya planet kita merasakan dampaknya.

Baca Juga:
Palo Alto: Keamanan Siber Jadi Prioritas Sejumlah Perusahaan di Indonesia

Hal yang sangat menarik adalah bahwa citra jarak dekat memberikan para ilmuwan kesempatan terbaik untuk mengkarakterisasi dinamika debu setelah terjadinya CME, sesuatu yang sulit dilakukan ketika mengamati peristiwa semacam itu dari jarak jauh.

SHARE:

Kuartal 1 2024, Keuntungan Indosat Merangkak Naik 15%

Microsoft Dukung Keahlian AI untuk 2,5 Juta Orang di Asia Tenggara