Technologue.id, Jakarta - OpenAI diam-diam melonggarkan pembatasan pada aplikasi militer yang memanfaatkan teknologinya pada awal pekan ini.
Dalam pembaruan kebijakan penggunaan yang tidak diumumkan, OpenAI tampaknya meringankan pembatasan terkait penggunaan teknologinya untuk “militer dan peperangan". Perusahaan masih melarang layanan mereka digunakan untuk tujuan yang lebih spesifik seperti mengembangkan senjata, melukai orang lain, atau menghancurkan properti, kata juru bicara OpenAI kepada Business Insider.
Baca Juga:
CES 2024, Samsung Umumkan Robot Ballie hingga Layar MicroLED Transparan
Juru bicaranya menambahkan bahwa perusahaan tersebut "bertujuan untuk menciptakan serangkaian prinsip universal yang mudah diingat dan diterapkan, terutama karena alat kami kini digunakan secara global oleh pengguna sehari-hari yang kini juga dapat membuat GPT."
Pada 10 Januari, OpenAI meluncurkan GPT Store-nya, sebuah pasar bagi pengguna untuk berbagi dan menjelajahi versi ChatGPT yang disesuaikan.
Kebijakan penggunaan baru OpenAI kini mencakup prinsip-prinsip seperti "Jangan merugikan orang lain," yang "luas namun mudah dipahami dan relevan dalam berbagai konteks," serta larangan terhadap kasus penggunaan tertentu seperti mengembangkan atau menggunakan senjata, kata juru bicara OpenAI.