
Technologue.id, Jakarta - Baru-baru ini, game horor “The Backrooms 1998” buatan Steelkrill Studio mengalami masalah serius. Game ini diduga dibajak dan dijual ulang tanpa izin di Nintendo eShop, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pelanggaran hak cipta.
Insiden ini menyoroti pentingnya perlindungan kekayaan intelektual dalam industri game. Pelanggaran semacam ini bukan cuma merugikan developer saja, tetapi juga merusak kepercayaan konsumen terhadap platform distribusi game.
Baca Juga:
Battlefield Mobile, Potensi Besar yang Gagal Dimanfaatkan EA
I, Slime Bakal Rilis, Bawa Petualangan Lendir dengan Pahlawan Keren dan Kostum Imut
Mengecil Jadi Serangga? Mainkan Varenje: Don't Touch Berries Sekarang
Main Muslim Simulator Ramadan Game, Bikin Ramadan Makin Seru!
Penting bagi platform distribusi, seperti Nintendo eShop untuk lebih ketat dalam memverifikasi keaslian game yang dijual. Langkah ini bisa mencegah insiden serupa dan melindungi hak developer independen.
Konsumen juga harus lebih berhati-hati dan memastikan bahwa game yang mereka beli berasal dari sumber resmi. Dengan demikian, kita dapat mendukung industri game yang sehat dan menghargai karya para developer.

Sekadar informasi, The Backrooms 1998 sendiri adalah game horor psikologis yang ajak pemain ke dalam labirin tak berujung dengan suasana mencekam. Pemain berperan sebagai remaja yang terjebak di The Backrooms pada tahun 1998 dan harus mencari jalan keluar sambil menghadapi berbagai ketakutan.
Game ini menawarkan pengalaman intens dengan elemen bertahan hidup dan sistem ketakutan yang dinamis. Penerapan cahaya redup dan efek suara yang menegangkan semakin memperkuat suasana horor dalam permainan.