Technologue.id, Jakarta - Insinyur di Northwestern University di Evanston, Illinois, AS, telah merancang microchip elektronik yang dapat terbang.
Microchip terbang ini, atau yang disebut sebagai microfliers, memiliki ukuran lebih kecil dari bulir beras dan dapat terbang tanpa motor atau mesin apa pun, seperti daun maple atau benih tanaman yang terbawa udara.
Ini adalah struktur terbang buatan manusia terkecil yang pernah ada.
Aerodinamika mikroflier dirancang sedemikian rupa sehingga jatuh secara stabil dengan kecepatan lambat.
Ini memastikan bahwa ia tetap di udara untuk waktu yang lebih lama dan menyebar ke area yang luas.
Fitur-fitur ini membuatnya ideal untuk memantau polusi udara dan penyakit di udara. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature.
"Tujuan kami adalah menambahkan penerbangan bersayap ke sistem elektronik skala kecil, dengan gagasan bahwa kemampuan ini akan memungkinkan kami untuk mendistribusikan elektronik mini yang sangat fungsional," kata John A. Rogers dari Northwestern University, yang memimpin pengembangan perangkat, dikutip dari NDTV, (25/9/2021).
"Perangkat untuk merasakan lingkungan untuk pemantauan kontaminasi, pengawasan populasi atau pelacakan penyakit," tambahnya.
Ide untuk desain terinspirasi oleh dunia biologis. Gerakan microflier dapat dibandingkan dengan gerakan daun maple yang jatuh dari ketinggian.
Para insinyur mempelajari aerodinamika sejumlah benih tanaman. Mereka mendapat inspirasi paling langsung dari tanaman tristellateia. Ini adalah pohon anggur berbunga dengan biji berbilah berbentuk bintang.