Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Silicon Valley Bank Bangkrut, Startup Ketar-ketir
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Silicon Valley Bank (SVB) Amerika Serikat dinyatakan bangkrut pada Jumat (10/3) lalu. SVB resmi ditutup oleh otoritas bank negara bagian dan federal.

SVB merupakan merupakan bank khusus pembiayaan bagi perusahaan rintisan atau start up. SVB adalah "mesin" penting untuk kesuksesan industri teknologi dan menjadi bank terbesar ke-16 di AS. Lebih dari 2.500 perusahaan VC menaruh deposit mereka di sana.

Sayangnya, ketika ekonomi memburuk, perusahaan yang mensponsori VC kehabisan uang tunai, sehingga pendanaan VC mengering. Akibatnya, simpanan di bank Silicon Valley turun lebih cepat dari yang diproyeksikan.

Baca Juga:
91% Pegawai Startup Ingin Mengundurkan Diri, Berikut Alasan Utamanya

Kantor berita Associated Press melaporkan Bank Silicon Valley bankrut setelah para nasabah menarik tabungan besar-besaran 48 jam sebelum bangkrut karena khawatir dengan kondisi neraca keuangan bank itu. Nasabah Bank Silicon Valley kebanyakan adalah karyawan perusahaan teknologi dan perusahaan-perusahaan yang didukung modal ventura.

Kebangkrutan SVB terjadi dalam waktu yang cepat. Sehari sebelum diputuskan kolaps, SVB mengumumkan rencana penggalangan dana sebesar US$1,75 miliar atau sekitar Rp27,13 triliun untuk memperkuat modal. Aksi itu sontak membuat investor kalang-kabut dan harga saham anjlok 60%.

Pada saat bangkrut, SVB masih punya total aset senilai US$209 miliar atau sekitar Rp 3.240 triliun. Belum jelas berapa dari tabungan yang masih ada bernilai di atas batas penjaminan senilai $250.000. Namun, laporan regulator sebelumnya menunjukkan banyak tabungan milik nasabah di SVB yang nilainya melebihi batas penjaminan.

Baca Juga:
Penyebab Nilai Investasi Startup Indonesia Makin Merosot

Selain itu faktor yang menyebabkan SVB bangkrut tak pelak adalah suku bunga Amerika Serikat signifikan mengalami kenaikan, sehingga harga saham menurun.

Kebangkrutan SVB sangat menghancurkan sistem keuangan Amerika, khususnya industri modal ventura. Ini juga menekankan pentingnya modal yang tepat dan teknik manajemen risiko, terutama selama ketidakstabilan ekonomi.

Kejatuhan SVB merupakan kegagalan bank terbesar di negara AS sejak runtuhnya Lehman Brothers tahun 2008, dengan total aset US$209 miliar dan total simpanan US$175,4 miliar.

SHARE:

Laris Manis, Wuling Cloud EV Paling Banyak Dipesan di Ajang PEVS 2024

Lindungi Data dari Serangan Ransomware, QNAP Rilis Security Center Terbaru