Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
SIRCLO: Ciptakan Sinergi Pelaku E-Commerce untuk Dongkrak Ekonomi Digital
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-11, SIRCLO mengadakan acara SIRCLO Insights Webinar yang bertajuk “Reflecting on a Decade, Envisioning E-Commerce Synergies” pada Selasa (16/07). Acara ini menghadirkan diskusi panel antara pemangku kepentingan dalam ranah e-commerce Indonesia, di antaranya Rifan Ardianto (Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia), Adrie R. Suhadi (Managing Director, NielsenIQ dan GfK Indonesia), dan Brian Marshal (Founder dan Chief Executive Officer, SIRCLO) untuk membekali para peserta dengan pemahaman mendalam tentang situasi e-commerce terkini serta potensi ke depannya.

Brian Marshal, CEO & Founder SIRCLO, menyatakan, “Dengan lanskap ekonomi dan e-commerce Indonesia yang kian dinamis, kami menyadari pentingnya memberikan wawasan yang relevan guna mendorong pertumbuhan pelaku usaha dalam sektor digital. Selaras dengan tiga semangat kami dalam 11 tahun perjalanan SIRCLO, yaitu Reflection, Visionary, dan Synergy, kami berharap SIRCLO Insights Webinar dapat menjadi wadah bersinergi, bertukar pengetahuan, dan mampu merangkul setiap pemangku kepentingan untuk memanfaatkan potensi dari pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang begitu besar.”

Prospek Pertumbuhan Sektor E-Commerce Bagi Perekonomian Nasional

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2024 sebesar 5,11% (YoY) dengan nilai inflasi 2,84% (YoY) pada Mei 2024. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, capaian ini tetap terjaga baik meskipun kondisi perekonomian global saat ini cenderung melemah akibat tekanan gejolak pasar keuangan, serta berbagai risiko dari tensi geopolitik.

Dalam misi mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045, pertumbuhan ekonomi harus bisa didorong di kisaran 6-7% disertai Gross National Income (GNI) per kapita menjadi USD30.300. Pada tahun 2023, pemerintah meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045 (VID 2045) sebagai strategi konkret untuk mencapai Indonesia Emas 2045, dengan fokus membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi digital sendiri menjadi salah satu tujuan dari VID 2045.

Rifan Ardianto, Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan RI menyatakan, “Jika dilihat dari pemetaan VID 2045, sektor industri perdagangan dan retail di Indonesia sudah memasuki level maturitas digital dalam kategori advanced dibandingkan sektor industri lainnya, karena segala proses di dalamnya telah memanfaatkan teknologi digital. Transformasi digital ini membawa nilai Ekonomi Digital Indonesia hingga 82 miliar dolar Amerika pada tahun 2023, di mana Indonesia menguasai 40% transaksi di ASEAN. Kami rasa potensi yang luar biasa ini harus tetap dijaga dan menjadi prioritas bersama agar skala pertumbuhannya semakin signifikan, terutama terhadap kontribusi perekonomian nasional.”

Catatan pertumbuhan dalam sektor ini juga berbanding lurus dengan temuan NielsenIQ, perusahaan yang bergerak di bidang pengukuran dan analisis data global, di mana tingkat penjualan dalam pasar daring tumbuh 37% dari tahun 2022 ke 2023. Adrie R. Suhadi, Managing Director, NielsenIQ dan GfK Indonesia, mengatakan, “Hasil riset kami menunjukkan bahwa responden memiliki beberapa alasan utama mengapa mereka memilih berbelanja online, yaitu harga lebih murah (79%), kemudahan dalam proses pembayaran (53%), dan daya tarik produk yang tersedia (52%). Kategori yang diminati pelanggan saat berbelanja online didominasi oleh Fashion, Cosmetic, Transportation, dan Travel. Data ini menggambarkan bagaimana belanja online memberikan banyak kemudahan dan ragam pilihan produk bagi konsumen.”

Data internal SIRCLO turut menunjukkan rata-rata peningkatan transaksi di e-commerce sebesar 56% dari tahun 2020 hingga 2023. Brian mengungkapkan latar belakang pertumbuhan tersebut, “Pendorong laju pertumbuhan ini dikarenakan adanya kanal penjualan daring baru yang diminati oleh konsumen daring, seperti live commerce. Di mana kami amati kanal-kanal penjualan lama bertumbuh secara perlahan, namun diimbangi dengan adanya kanal baru ini.” Tren ini selaras dengan prediksi transaksi e-commerce tumbuh sebesar 2,8% hingga mencapai Rp487 triliun pada tahun 2024 dan meningkat 3,3% menjadi Rp503 triliun pada tahun 2025.

Sinergi untuk Masa Depan E-Commerce Indonesia

Meski proyeksi pertumbuhan terlihat menjanjikan, ragam tantangan kerap ditemui pelaku usaha saat terjun ke sektor e-commerce. Brian turut menyampaikan, “Selama sebelas tahun beroperasi sebagai e-commerce enabler di Indonesia, kami temui kendala yang seringkali dihadapi oleh para pelaku usaha. Pertama, bagaimana memilah teknologi dan/atau tren yang harus diadopsi, karena begitu banyak kanal penjualan daring yang berpotensi dimanfaatkan. Kedua, menentukan area yang selayaknya dikembangkan menggunakan kapabilitas internal atau membutuhkan dukungan mitra strategis karena keterbatasan sumber daya maupun keahlian. Ketiga, cara mengakuisisi data secara komprehensif sehingga mendapatkan wawasan yang mendukung strategi keberlanjutan bisnis.”

Dalam hal ini, membangun sinergi dengan para pelaku dalam sektor e-commerce menjadi kunci untuk menjawab kendala yang ditemukan oleh pelaku usaha. “Saat ini, konsumen sudah menjadi omnishopper, sehingga kanal offline dan online bukan hal yang terpisah tetapi saling menguatkan. Dengan memanfaatkan data bersama mitra strategis, kita dapat mengevaluasi, merancang strategi yang dipersonalisasi, seperti rak digital, promosi, hingga kenyamanan yang ditawarkan. Pengalaman berbelanja yang memuaskan dapat meningkatkan stickiness sehingga pelanggan dapat kembali melakukan pembelian produk,” terang Adrie.

“Dari sisi pemerintah, kami berupaya menciptakan payung hukum untuk menunjang ekosistem Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) atau e-commerce yang sehat serta equal level of playing field. Tentu regulasi ini tidak bisa berjalan sendiri, dibutuhkan kolaborasi antara instansi pemerintah lainnya terkait penerapan undang-undang, penyedia e-commerce dan data, serta pengembang teknologi agar dapat membantu pelaku usaha semakin bergeliat. Harapannya, hasil kerjasama ini dapat mengakselerasi perluasan akses pasar, menciptakan lapangan kerja, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi digital,” tutup Rifan.

SHARE:

CEO Ditangkap, Telegram Ubah Kebijakan Moderasi Obrolan Pribadi

Cakar Bisnis Sea Group di Indonesia: dari Shopee Hingga Garena