Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Studi ITB: Indonesia Untung Rp 2.874 triliun Bila Terapkan 5G
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Teknologi 5G menjadi kunci untuk meningkatkan PDB Indonesia dan membuka lapangan kerja serta peningkatan produktivitas pada tahun 2030. Begitulah menurut sebuah studi yang disponsori oleh perusahaan teknologi Qualcomm International di Indonesia dan Axiata Group Berhad dan dilaksanakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).


Hasil studi tersebut diungkap dalam webminar bertajuk “Unlocking 5G Benefits for the Digital Economy in Indonesia" pada Kamis (24/9/2020). Dimana dalam acara itu turut membahas perkembangan terkini dan prospek masa depan implementasi 5G di Indonesia.


Ivan Samuels, PT LAPI ITB mengatakan bahwa implementasi 5G secara agresif di Indonesia dapat menambah Rp 2.874 triliun bagi perekonomian negara secara kumulatif dari tahun 2021 hingga 2030 atau sekitar 9,5% PDB, dan Rp 3.549 triliun pada tahun 2035 atau sekitar 9,8% PDB.


Penerapan 5G juga dapat menciptakan 4,6 juta hingga 5,1 juta peluang kerja terkait 5G, dan meningkatkan produktivitas per kapita sebesar Rp9 juta hingga 11 juta dalam periode yang sama.

Baca Juga:

Wadaw, Ternyata Ini Biang Keladi 5G Belum Juga Hadir di Indonesia


“Kami estimasi bahwa implementasi 5G yang agresif dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,1% di luar proyeksi pemerintah, dengan potensi pertumbuhan lebih lanjut dari peningkatan produktivitas di sebagian besar industri dan layanan yang didorong teknologi 5G," ujar Ivan.


"Dari pengamatan kami, baik industri maupun konsumen menyambut positif peluang 5G. Sudah banyak perusahaan telah mulai mengaplikasikan use cases 5G dengan harapan 5G dapat membuka peluang bisnis yang lebih baik dan lebih luas. Hal ini menekankan pentingnya pemerintah untuk mendorong agenda 5G tahun ini,” tambahnya.


Hal senada juga disampaikan oleh S.T. Liew selaku perwakilan Qualcomm. Dalam kesempatan yang sama ia juga menyebut penerapan 5G akan membuat industri lebih efisien, lebih cerdas dan lebih aman, dan memungkinkan platform berskala untuk menghubungkan berbagai jenis IIoT, untuk mentransformasi praktik industri.


"Dengan memanfaatkan momentum ini, Indonesia berpeluang menempati posisi yang sangat baik untuk mencapai target Revolusi Industri 4.0 sesuai agenda Making Indonesia 4.0 dan misi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif, di mana industri dan masyarakat dapat memperoleh manfaat dari revolusi digital,” kata Liew.

Baca Juga:

Qualcomm Menambah Mobile Platform 5G baru pada Snapdragon seri 7


Indonesia sendiri hingga saat ini masih menggunakan jaringan 4G. Menurut Menurut Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kemenkominfo, Dr. Ismail membangun 5G di Indonesia bukan perkara mudah yang hanya mempersoalkan frekuensi sinyal saja, tapi juga end-to-end ecosystem.


"Implementasi 5G bukan semata-mata untuk memberikan pengalaman pengguna, tapi ada isu lain yang bisa kita bangun di sana, terkait use case critical mission misalnya, yang tidak terbayangkan ketika kita membangun 4G yang meningkatkan kecepatan data saja," jelas Ismail.


Lebih lanjut, Ismail menyebut pemerintah tidak terburu-buru sehingga melakukan kesalahan yang sama seperti saat membangun jaringan 4G. Dimana pada saat itu menurutnya infrastruktur yang dibangun belum terlalu siap sehingga jaringan 4G sendiri belum maksimal.

SHARE:

Perjalanan Suzuki Carry Jadi 'Angkot' Andalan Masyarakat Indonesia

Ada Lovelace, Wanita Pencetus Alogaritma dan Tokoh Sejarah Komputasi