Technologue.id, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berikan pidato di parade militer untuk rayakan 75 tahun berdirinya Partai Buruh di Lapangan Kim Il Sung, Pyongyang. Ia nampak emosional saat bahas kesulitan yang dihadapi Korea Utara sepanjang tahun ini.

Dikutip dari Bloomberg (10/10), Selain karena sanksi internasional akibat uji coba rudal, Korea Utara juga sempat diterjang banjir, diterpa badai topan, hingga dampak pandemi COVID-19.

“Berapa banyak orang yang telah bertahan dan berjuang dengan lingkungan yang sulit tahun ini?” Kata Kim tampak menangis.

Ia pun mengapresiasi pengabdian Tentara Rakyat yang telah bergerak cepat untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan pemulihan akibat bencana alam. Hingga kini, Korea Utara belum menemukan satu kasus COVID-19.

"Perjuangan mereka tak bisa dibalas hanya dengan air mata terima kasih. Saya menyesal dan sakit karena tak bisa bersama mereka di malam penuh kemenangan ini." kata dia.

Dia lalu memberikan kata-kata yang lebih bersahabat untuk Korea Selatan, ia berharap bisa “menggenggam tangan” tetangga jika pandemi berakhir.

Kim pun menegaskan bahwa negaranya akan terus tingkatkan kemampuan tempur negaranya. Menurutnya, peningkatan itu demi mencegah adanya ancaman.

"Termasuk ancaman nuklir yang secara terus menerus digaungkan oleh kekuatan musuh," Kata Kim.

Peneliti Senior di Center for a New American Security di Seoul, Kim Duyeon, “Pidato Kim jinak dan tampaknya hampir sengaja menghindari memprovokasi Trump sebelum pemilihan, sambil mencapai tujuan domestik untuk memperkuat persatuan.” Ujarnya.