Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Teknologi Cerdas untuk Tingkatkan Produktivitas saat Work from Home
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia telah menerapkan langkah-langkah yang lebih ketat untuk mengurangi penyebaran virus corona, termasuk mengikuti kebijakan di seluruh dunia untuk mendorong sistem bekerja dari rumah sebagai salah satu upaya memperkuat pembatasan sosial. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Lenovo yang menyatakan bahwa dalam dunia bisnis, karyawan mulai beradaptasi dengan sistem kerja ini, dibantu oleh teknologi cerdas yang menjaga karyawan tetap terhubung dan bisnis tetap berjalan.

"Survei kami menunjukkan bahwa pengalaman karyawan sudah berubah dari sebelum pandemi ini," kata Ronald Wong, General Manager Hong Kong dan Makau, Lenovo. Dalam 15 tahun terakhir, jumlah mereka yang bekerja secara rutin dari rumah telah tumbuh 159% di Amerika dan hal yang sama juga terjadi di berbagai negara di Asia, termasuk di Indonesia. Menurut survey yang dilakukan oleh Jakpat pada 18-21 Maret 2020 sebanyak 33% karyawan di Jabodetabek sudah memulai bekerja dari rumah bahkan sebelum adanya ketentuan resmi dari Pemerintah1. Meskipun situasi saat ini berbeda, kami melihat keinginan para pekerja untuk beradaptasi dan mengadopsi pengaturan kerja yang fleksibel. Ini menegaskan bahwa langkah tepat dalam investasi teknologi perusahaan, karena sekarang kebanyakan orang merasa produktif di rumah dan percaya bahwa tenaga kerja akan bergerak lebih ke arah ini setelah krisis berlalu."

Studi Lenovo2, yang melihat sikap karyawan terhadap WFH di Tiongkok, Jepang, Jerman, Italia, dan Amerika, menemukan bahwa sebagian besar karyawan (87%) merasa siap untuk beralih ke WFH bila diperlukan. Sebagian besar sudah didorong (46%) atau diminta (26%) untuk WFH sebagai bagian dari langkah-langkah mitigasi Covid-19. Selain itu, 77% berharap bahwa perusahaan akan mendorong atau setidaknya lebih terbuka untuk memperbolehkan karyawan bekerja secara remote di masa mendatang. Terlebih kedepannya pada tahun 2025, diprediksi 75% persen pekerja akan terdiri dari generasi Milenial yang mempertimbangkan ketersediaan teknologi cerdas pada perusahaan dalam memilih pekerjaan.

'Kebutuhan mencari talenta' juga telah membuat organisasi memikirkan kembali ruang kerja, teknologi, dan budaya mereka untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik. Sebuah studi global Harvard Business School 2018 terhadap 6.500 pemimpin bisnis menemukan bahwa lebih dari 60% memperkirakan bahwa ekspektasi karyawan untuk kerja fleksibel akan secara signifikan memengaruhi masa depan cara bekerja.3

Sebuah perusahaan konsultan sumber daya manusia baru-baru ini mengungkapkan bahwa sebagian besar pengusaha masih merekrut karyawan, meskipun sudah mengantisipasi dampak dari pandemi COVID – 19 ini. Pada akhir Februari 2020, 44% responden mengatakan bahwa mereka telah menawarkan sistem kerja remote sebagai salah satu keuntungan bagi semua atau sebagian karyawan dan divisi tertentu.4

"Pada saat semua perusahaan harus melalui masa penuh ketidakpastian dan harus terus menjalankan bisnis mereka, teknologi membuat mereka terus bergerak maju. Perusahaan perlu menyesuaikan dan memastikan karyawan mereka memiliki perlengkapan video, teknologi dan pelatihan yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan saat ini dan di masa mendatang di mana pekerjaan secara fleksibel akan menjadi normal," tambah Wong.

Dengan adanya pola kerja baru ini, investasi perangkat teknologi cerdas akan semakin dibutuhkan perusahaan guna mendukung WFH. Pemerintah juga telah melakukan pengembangan teknologi yang pesat di era digital salah satunya dengan Peraturan Presiden (Perpres) No 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), yang didalamnya termasuk mengadaptasi sistem kerja WFH dengan memanfaatkan kanal-kanal digital.

"Lenovo memberdayakan para pekerja untuk dapat bekerja selayaknya di kantor dengan perangkat cerdas kami. Penggunaan teknologi cerdas dipadukan dengan aplikasi kolaborasi akan membantu pekerja meraih produktivitas selayaknya bekerja dari kantor. Di Lenovo, kami menyediakan teknologi cerdas untuk semua kalangan, baik profesional muda pemula hingga mereka yang membutuhkan perangkat dengan kecanggihan lebih," kata Budi Janto, Country General Manager Lenovo Indonesia.

Dalam upaya menunjang ritme pola kerja baru ini, selama masa Ramadan, Lenovo meluncurkan promo Ramadan Produktif Di Rumah Bersama Lenovo. "Berlangsung dari 1 hingga 31 Mei 2020, Lenovo akan memberikan potongan harga spesial, hadiah langsung, juga e-money untuk pembelian produk ThinkPad, ThinkBook, ThinkCentre dan Lenovo VSeries AIO tertentu. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi www.lenovo-reward.com," ujar Santi Nainggolan, SMB Director Lenovo Indonesia.

Cara Kerja Baru dari Lenovo

  • Tetapkan jadwal kerja yang fleksibel - Mulai dan akhiri pekerjaan pada waktu yang sama setiap hari akan membantu Anda memisahkan waktu profesional dan pribadi. Pada saat yang sama, pahamilah bahwa orang lain mungkin juga bekerja dari rumah. Di sinilah headphone ekstra peredam bising dapat berguna dengan baik.
  • Tetapkan beberapa batasan. Sementara penelitian kami menemukan 61% karyawan merasa mereka menjadi produktif atau bahkan lebih ketika bekerja dari rumah vs bekerja di tempat lain, alasan utama karyawan memilih untuk tidak melakukannya dalam kondisi normal, atau bahkan merasa kurang produktif bekerja di rumah, adalah gangguan. Seperti suara TV atau ketidakmampuan untuk memisahkan pekerjaan dan kehidupan keluarga. Tetap berlakukan jam istirahat, karena di lingkungan tempat kerja orang tidak bekerja penuh 100%.
  • Sering berkomunikasi, ini mungkin norma baru - Sebagai manajer, tugas kita adalah memastikan tim kita merasa terhubung dan bahagia. Karena karyawan tidak yakin seberapa baik operasi bisnis normal jika mayoritas karyawan perlu bekerja dari rumah, komunikasi yang jelas dan terbuka sangat penting selama periode transisi ini. Kirim pesan instan kepada seseorang, atau minta mereka mengikuti obrolan video untuk membicarakan sesuatu selama 5 menit. Di kantor Anda dapat berbalik dan mengetuk bahu seseorang jika Anda memiliki pertanyaan. Dari rumah, Anda harus menggunakan teknologi untuk menjembatani koneksi itu.
  • Bekerja Berbeda dari Rumah. Orang-orang berpendapat bahwa ketika mereka bekerja dari rumah mereka perlu bekerja secara berbeda dari yang mereka lakukan di kantor. Jika Anda berada di kantor, Anda dapat mulai di meja Anda, pindah ke ruang ngerumpi, beralih ke sofa, atau pergi ke treadmill berjalan jika perusahaan Anda memilikinya. Demikian pula, ketika bekerja dari rumah, pilih tempat di rumah Anda untuk menjadikannya "basis kantor" Anda di rumah.
  • Tetaplah bersosialisasi secara remote. Banyak orang yang mempertanyakan visibilitas ketika bekerja dari rumah. Anda tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan rekan kerja anda. Sehingga, anda harus menciptakan visibilitas tersebut. Jangan pernah meremehkan kekuatan ruang obrolan atau jendela pesan instan. Orang-orang perlu menggunakan teknologi lebih sering untuk memaksakan sosialisasi kantor. Jika Anda memiliki waktu istirahat 15 menit, pikirkan tentang siapa yang belum Anda lihat untuk sementara waktu dan gunakan sebagai kesempatan untuk menjangkau dan memaksakan adanya pertemuan virtual, bahkan jika Anda tidak bertatap muka. Mungkin Anda ping rekan yang akan makan siang dan makan siang virtual bersama.

1 How Indonesians perceived social distancing during the Covid-19 outbreak – JAKPAT Survey Report, Survey Conducted between 18 to 21 March 2020

2 Lenovo research “Workplace Transformation”: Total (n=1031) | US (n=202), CHN (n=213), JPN (n=202), GER (n=204), ITL (n=210) conducted by Forrester Consulting on behalf of Lenovo from 6 to 12 March, 2020

Your Workforce Is More Adaptable Than You Think , Harvard Business Review, May–June 2019 Issue

Hong Kong’s Employer Pulse Survey, The Randstad, Survey conducted between 24 February 2020 and 2 March 2020

SHARE:

Ramaikan Ramadan dan Lebaran, Gojek Hadirkan Layanan #EmakHemat

Prediksi Kenaikan Konsumsi Layanan Seluler Selama Ramadan